Gloudeaf: Inovasi PKM Karsa Cipta


 Yogyakarta – Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) merupakan ajang bergengsi yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. Di  UPN “Veteran” Yogyakarta ada kelompok PKM bidang Karsa Cipta yang lolos pendanaan, yaitu Gloudeaf. Gloudeaf beranggotakan Sandy Wahyu Agusta prodi Informatika, Muhammad Rifqy prodi Informatika, Nisrina Athiyya Zain prodi Informatika, Astri Hastiningrum prodi Ilmu Komunikasi, Lisa Firdaus Siti Nurjanah prodi Ilmu Komunikasi.

Sandy Wahyu mengatakan kelompok Gloudeaf terbentuk dari pencarian anggota di grup angkatan. Alasan kelompok memilih PKM Karsa Cipta adalah menyesuaikan dengan kriteria ide yang mereka usulkan. Selain itu PKM dari bidang Karsa Cipta lebih mudah dibandingkan PKM bidang lainnya karena tidak membutuhkan mitra.

PKM kelompok Gloudeaf dibimbing oleh Bu Juwariah dari Prodi Informatika. Menurut mereka beliau sangat baik mendukung mereka dikarenakan bisa mengarahkan dan membimbing agar ide–ide yang ada bisa terealisasi dengan baik. Untuk pembagian tugas–tugas dalam kelompok Sandy, Rifqi, dan Zain bertugas di bagian perancangan alat. Sementara itu, Lisa dan Astri bertugas mengurus administrasi.

Produk Gloudeaf memfasilitasi komunikasi tunarungu dan tunawicara menggunakan media kacamata spesial. Kacamata tersebut dilengkapi dengan speech recognition, yaitu sistem cerdas untuk membaca bahasa isyarat. Menurut kelompok ini penggunaan speech recognition sudah banyak, tetapi implementasi terhadap perangkat masih sedikit.

Mekanisme dari voice recognition adalah dimulai dari input suara yang kemudian masuk ke tahap speech recognition lalu penangkapan data digital. Outputnya merupakan running text. Sedangkan untuk mekanisme gesture translation adalah dengan input gambar, kemudian masuk ke tahap klasifikasi citra dan yang terakhir output teks. Proses pembuatan dilaksanakan di laboratorium kampus, tetapi terkadang jika kampus sudah tutup pembuatan dilanjutkan di kosan Rifqy dan Sandy.

Perjuangan merakit alat Gloudeaf menjadi kenyataan tidaklah mudah. Untuk proses trial dan error itu lumayan banyak. Mulai dari membuat sistem coding yang dikerjakan dari mulai pagi sampai sore hari. Terkadang saat coding itu diuji coba terjadi error, ada yang suaranya sudah masuk tapi tidak tertampil di kacamatanya. Ada yang bisa tampil, tapi tulisannya terbalik. Ada yang bisa tampil, tapi tulisannya tidak bisa jalan.

Kendala lainnya juga ditemui saat perakitan alat. Saat membuat case pada awalnya menggunakan bahan mika. Namun, setelah dicoba ternyata hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Untuk mengatasinya akhirnya kelompok pergi ke jasa 3D Printing untuk membentuk case-nya. Lalu, penyusunan rangkaian antara ardwino, bluetooth, dan LED Oled juga terdapat kendala. Dari LED yang pecah, ardwino juga rusak dikarenakan salah lepas kaki, lalu untuk proses penyambungan kabel bisa sampai sepuluh kali percobaan.

Meskipun dihantam banyak kendala, semangat mereka tidak surut. Kerja keras mereka akhirnya terbayar. Pengumuman PKM menyatakan mereka lolos pendanaan. Dana yang mereka dapatkan sekitar Rp9.900.000 yang nantinya digunakan untuk meningkatkan produk mereka menjadi lebih baik lagi.

Untuk PKM 2022 kemungkinan Sandy dan teman teman akan berbeda kelompok dikarenakan himbauan dari dosen untuk yang kelompok sudah lolos pendanaan  agar mencari teman baru dikarenakan sudah berpengalaman.

Pesan dari PKM Gloudeaf adalah jangan pernah takut untuk mencoba terutama untuk pkm dikarenakan pkm banyak manfaatnya, gunakan waktu untuk produktif. Apabila ada kesempatan untuk mengikuti PKM ikutilah dikarenakan ajang PKM ini cukup bergengsi di ranah nasional. Terakhir, apabila ingin mengikuti PKM ide-ide jangan terlalu berat cukup realistis saja dalam pengambilan judul.

Gimana teman-teman? Tertarik untuk mengikuti jejak mereka?




Reporter: M. Fathur R. Rizky

Editor & Dokumentasi: Eltrifosa Candra Nugraheni


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama