Sandy Wahyu
mengatakan kelompok Gloudeaf terbentuk dari pencarian anggota di grup angkatan.
Alasan kelompok memilih PKM Karsa Cipta adalah menyesuaikan dengan kriteria ide
yang mereka usulkan. Selain itu PKM dari bidang Karsa Cipta lebih mudah
dibandingkan PKM bidang lainnya karena tidak membutuhkan mitra.
PKM kelompok
Gloudeaf dibimbing oleh Bu Juwariah dari Prodi Informatika. Menurut mereka
beliau sangat baik mendukung mereka dikarenakan bisa mengarahkan dan membimbing
agar ide–ide yang ada bisa terealisasi dengan baik. Untuk pembagian tugas–tugas
dalam kelompok Sandy, Rifqi, dan Zain bertugas di bagian perancangan alat.
Sementara itu, Lisa dan Astri bertugas mengurus administrasi.
Produk Gloudeaf
memfasilitasi komunikasi tunarungu dan tunawicara menggunakan media kacamata
spesial. Kacamata tersebut dilengkapi dengan speech recognition, yaitu sistem cerdas untuk membaca bahasa
isyarat. Menurut kelompok ini penggunaan speech
recognition sudah banyak, tetapi implementasi terhadap perangkat masih
sedikit.
Mekanisme dari voice recognition adalah dimulai dari
input suara yang kemudian masuk ke tahap speech
recognition lalu penangkapan data digital. Outputnya merupakan running text. Sedangkan untuk mekanisme gesture translation adalah dengan input
gambar, kemudian masuk ke tahap klasifikasi citra dan yang terakhir output
teks. Proses pembuatan dilaksanakan di laboratorium kampus, tetapi terkadang
jika kampus sudah tutup pembuatan dilanjutkan di kosan Rifqy dan Sandy.
Perjuangan merakit
alat Gloudeaf menjadi kenyataan tidaklah mudah. Untuk proses trial dan error itu lumayan banyak.
Mulai dari membuat sistem coding yang dikerjakan dari mulai pagi sampai sore
hari. Terkadang saat coding itu diuji coba terjadi error, ada yang suaranya sudah masuk tapi tidak tertampil di
kacamatanya. Ada yang bisa tampil, tapi tulisannya terbalik. Ada yang bisa
tampil, tapi tulisannya tidak bisa jalan.
Kendala lainnya
juga ditemui saat perakitan alat. Saat membuat case pada awalnya menggunakan bahan mika. Namun, setelah dicoba
ternyata hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Untuk mengatasinya
akhirnya kelompok pergi ke jasa 3D Printing untuk membentuk case-nya. Lalu, penyusunan rangkaian
antara ardwino, bluetooth, dan LED Oled juga terdapat kendala. Dari LED yang
pecah, ardwino juga rusak dikarenakan salah lepas kaki, lalu untuk proses
penyambungan kabel bisa sampai sepuluh kali percobaan.
Meskipun
dihantam banyak kendala, semangat mereka tidak surut. Kerja keras mereka
akhirnya terbayar. Pengumuman PKM menyatakan mereka lolos pendanaan. Dana yang
mereka dapatkan sekitar Rp9.900.000 yang nantinya digunakan untuk meningkatkan
produk mereka menjadi lebih baik lagi.
Untuk PKM 2022
kemungkinan Sandy dan teman teman akan berbeda kelompok dikarenakan himbauan
dari dosen untuk yang kelompok sudah lolos pendanaan agar mencari teman baru dikarenakan sudah
berpengalaman.
Pesan dari PKM
Gloudeaf adalah jangan pernah takut untuk mencoba terutama untuk pkm
dikarenakan pkm banyak manfaatnya, gunakan waktu untuk produktif. Apabila ada
kesempatan untuk mengikuti PKM ikutilah dikarenakan ajang PKM ini cukup
bergengsi di ranah nasional. Terakhir, apabila ingin mengikuti PKM ide-ide
jangan terlalu berat cukup realistis saja dalam pengambilan judul.
Reporter: M.
Fathur R. Rizky
Editor &
Dokumentasi: Eltrifosa Candra Nugraheni
Posting Komentar