Kurang Anggota, Tim Kesehatan PKKBN 2022 Kewalahan Tangani Maba


 Yogyakarta - Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR-PMI), malaikat penolong yang selalu siap siaga di kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Bela Negara (PKKBN) UPN “Veteran” Yogyakarta. Dalam pelaksanaan tugasnya, mereka bekerja sama dengan divisi medis panitia PKKBN dan klinik UPN. Kharisma Ayu Wulandari (Teknik Lingkungan angkatan 2020) dan Ahmad Mudjani (Ilmu Tanah angkatan 2020) merupakan anggota KSR-PMI yang bertugas di tenda sisi barat auditorium.


Kharisma dan Ahmad berkiprah di KSR-PMI selama dua tahun. Berawal dari suka menolong orang lain dengan sukarela, Kharisma memilih untuk ikut KSR-PMI semenjak tahun pertama masuk kuliah. Sementara, Ahmad bergabung karena meneruskan pengalamannya di SMA dulu. 

“Saya sendiri masuk KSR karena dulu di SMA pernah ikut PMR, jadi lebih melanjutkan karir,” tambah Ahmad.


Ahmad menuturkan pada kegiatan PKKBN ini kurang lebih ada 30 orang tergabung di tim kesehatan. Di antaranya, KSR-PMI mengirim sekitar 10-15 orang ke lapangan. Sedangkan dari panita divisi medis ada 12 orang. Tim ini berjaga di tenda luar, auditorium pintu barat dan timur, tribun auditorium, sayap timur dan barat auditorium. Mereka mendirikan posko sementara di selasar sayap barat auditorium. Sementara itu, pos utama ada di masjid UPN. 


Persiapan dimulai dengan mengecek kelengkapan logistik seperti tandu dan obat-obatan. Mereka juga melakukan refresh materi agar bisa lebih tanggap dan tepat dalam praktik lapangan. 


Selama acara berlangsung Kharisma dan Ahmad membantu mahasiswa baru yang merasa sakit. Kebanyakan sakit karena kecapekan, mual, pusing, atau belum sarapan. Penanganan yang diberikan tergantung sakit yang dialami. Mereka akan melakukan pengecekan, misalnya apabila mahasiswa tersebut memiliki riwayat penyakit dan harus minum obat tertentu.


Kendala yang dialami adalah kurangnya jumlah anggota tim kesehatan. Jumlah mahasiswa yang besar (kurang lebih 4.000-5.000) mahasiswa baru bisa membuat tim kewalahan. Idealnya tiap gugus didampingi oleh satu orang dari tim kesehatan agar penanganannya bisa cepat.

“Sarannya itu untuk medis kalau bisa dari pihak panitia PKKBN diperbanyak, jangan cuman 12, sebaiknya setiap gugus diberi 1 medis agar nantinya kalau memang ada yang sakit bisa lebih mudah koordinasinya,” ujar Ahmad.



Penulis: Eltrifosa Candra Nugraheni

Editor: Alif Bayu Nugraha


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama