Memperkenalkan Batik Tulis kepada Mahasiswa UniSZA Saat Berkunjung ke UPN “Veteran” Yogyakarta

Mahasiswa UniSZA sedang praktik membatik

Yogyakarta, Kliring.com - Batik adalah warisan budaya Indonesia yang telah resmi diakui sebagai warisan budaya tak benda (intangible cultural heritage) oleh UNESCO. Batik Indonesia yang telah dikenal seluruh negara ini mendapat apresiasi dari UNESCO karena ilmu membatik yang dimiliki para perajin batik Indonesia. Hal ini juga dapat dilihat dari salah satu daerah penghasil batik di Indonesia, yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta yang terkenal dengan kekhasan dari batik yang diproduksi dan tak jarang batik yang mereka produksi pun memiliki makna historis.


Berhubungan dengan hal ini, Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN “Veteran” Yogyakarta, Dr. Januar Eko, M.Si., Ak., CA, yang merangkai acara kunjungan mahasiswa Universitas Sultan Zainal Abidin (UniSZA) ke UPN “Veteran” Yogyakarta memperkenalkan warisan budaya Indonesia, yaitu batik tulis kepada mahasiswa UniSZA dan kepada 10 pimpinan organisasi kemahasiswaan (OK) lingkup Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN “Veteran” Yogyakarta (20/03/2023). Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN “Veteran” Yogyakarta mendatangkan para perajin dari Kampung Batik Giriloyo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul yang merupakan salah satu desa binaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN “Veteran” Yogyakarta dalam mewujudkan tri dharma perguruan tinggi, khususnya pengabdian masyarakat. Oleh karena itu, tidak perlu diragukan lagi motif, tata cara, maupun kualitas dari produk yang dikembangkan Kampung Batik Giriloyo ini. 


Selanjutnya, para perajin dari Kampung Batik Giriloyo mendampingi para mahasiswa yang terdiri dari 19 mahasiswa UniSZA dan 10 pimpinan Organisasi Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk belajar membatik bersama. Kegiatan ini dimulai dengan memperkenalkan alat dan bahan yang digunakan untuk membatik. Adapun alat dan bahan itu terdiri dari:

  • Kain mori
Kain mori adalah kain berwarna putih yang berfungsi sebagai tempat menggambar motif yang hasil finalnya akan menjadi batik. Kain mori ini digunakan karena memiliki tekstur kain yang bagus agar menghasilkan batik yang berkualitas. Saat kunjungan ini, kain mori yang digunakan untuk belajar membatik adalah kain mori yang terbuat dari katun.


  • Canting
Canting merupakan alat semacam pena yang digunakan untuk menorehkan lilin malam sebagai tinta di atas kain mori. Pada saat perkenalan itu, dijelaskan canting yang berujung satu yang memiliki fungsi sebagai pembentuk garis, lekukan, dan lain sebagainya.


  • Gawangan
Gawangan merupakan tempat untuk membentangkan kain mori katun yang dipakai untuk batik. Hal ini digunakan agar kain yang tidak kokoh dapat menjadi tegak saat canting menari di atas kain.


  • Lilin malam dan kompor
Lilin malam merupakan tinta yang digunakan untuk membatik, biasanya lilin malam ini berbahan utama parafin yang dilelehkan bersama campuran lainnya. Lilin malam digunakan untuk menahan warna agar tidak masuk ke dalam serat kain mori. Lilin malam akan dilelehkan di atas kompor. Dan biasanya selama pembuatan batik berlangsung, kompor akan dihidupkan agar lilin malam tidak beku dan suhu lilin malam tetap panas sehingga meresap ke dalam pori-pori kain mori.


  •  Larutan pewarna
Larutan pewarna ini digunakan untuk pemberian warna pada kain mori yang telah dibuat sehingga biasanya warna yang diberikan memiliki ciri khas dari suatu daerah atau ciri khas dari suatu perajin.


Setelah penjelasan alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan batik tulis ini, para perajin mulai duduk di samping mahasiswa untuk mengawasi mahasiswa dalam pembuatan batik. Sebelumnya, perajin telah menyiapkan kain mori katun yang telah berisikan motif yang digambar dengan menggunakan pensil sehingga para mahasiswa hanya menorehkan lilin malam ke atasnya. Setelah lilin malam ditorehkan, dilanjut dengan proses pewarnaan. Karena terkendala dengan waktu yang singkat, para perajin berinisiatif untuk melakukan langkah kreatif dengan melakukan pewarnaan dengan dua langkah sekaligus. Dibantu oleh mahasiswa UniSZA, para perajin dengan sigap memberi warna biru ke kain mori yang nantinya akan menjadi syal batik yang indah. Selesai pemberian warna, syal batik dijemur agar kering dan langsung bisa dikenakan.


Syal batik yang telah jadi diberikan langsung kepada mahasiswa UniSZA dan kepada 10 pimpinan organisasi kemahasiswaan FEB UPN “Veteran” yogyakarta sebagai kenang-kenangan, juga sebagai rasa terima kasih kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN “Veteran” Yogyakarta karena telah dikunjungi UniSZA.


Sesi foto bersama

Penulis: Atriken Natasha

Editor: Fitra Ferrarista


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama