Outbound PKKBN 2023: Permasalahan Keracunan hingga Dugaan Pelecehan Seksual



Sumber: instagram.com/aauacid


Yogyakarta, Kliring.com - Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta (UPNVY) telah mengadakan kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Bela Negara (PKKBN) sejak Sabtu (12/09/2023) lalu. Mengulas dari situs PKKBN, pada Jumat (18/09/2023) diadakan outbound yang dilaksanakan oleh pihak ketiga yaitu, Yonif Mekanis (Yonmek) 403/WP, Akademi Angkatan Udara (AAU) dan Denhanud 474 Kopasgat. Dalam outbound hari kedua ini, gugus 46-62 ditempatkan di Yonmek 403/WP, gugus 63-81 ditempatkan di AAU, dan gugus 82-100 di Kopasgat. 


Bapak Singgih selaku Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama UPNVY mengatakan bahwa kegiatan outbound ini diadakan atas kerjasama universitas dengan pihak ketiga, “Kami (pihak universitas) bekerja sama dengan pihak ketiga, jadi bukan kami yang menyelenggarakan,” ucap Bapak Singgih. Ia juga menambahkan terkait tujuan dari outbound ini “Anak-anak (mahasiswa baru) kami titipkan di kesatuan untuk dididik masalah kedisiplinan serta kemampuan awal fisik agar berjiwa bela negara,” lanjutnya. 


Namun, sayangnya terdapat beberapa hal buruk yang menimpa mahasiswa baru pada kegiatan tersebut. Keracunan di Yonmek 403/WP hingga dugaan pelecehan seksual di AAU terjadi kepada beberapa mahasiswa baru yang melaksanakan outbound.


Keracunan Massal yang Menimpa Mahasiswa Baru 


Sumber: upnyk.ac.id


Sejumlah mahasiswa baru UPNVY mengalami keracunan makanan. Hal itu terjadi saat mahasiswa baru melaksanakan rangkaian PKKBN 2023 yaitu outbound di Yonmek 403/WP. Awalnya mahasiswa baru dikumpulkan untuk melakukan apel pagi. Selanjutnya, dilakukan kegiatan pelatihan seperti pelatihan senjata, dan pengenalan alat tempur. Hingga pada pukul 12.00 WIB dilaksanakan ishoma.


Menurut kesaksian salah satu mahasiswa baru, Afifah, pada waktu salat asar, tepatnya pukul tiga, sejumlah mahasiswa baru tumbang karena keracunan makanan. Ia juga menambahkan terkait konsumsi yang diberikan oleh Yonif Mekanis 403/WP kepada mahasiswa baru, “Awalnya mengira rasa (ayam) pedas asam, untuk tekstur mi sedikit berlendir. Lalu saat salat asar baru selesai salam langsung (saya) muntah dan ternyata banyak teman-teman dari kelompok lain yang sebelum saya sudah tepar duluan, banyak yang pingsan di ruang medis dan pelataran musala,” tambahnya. Sekitar setengah lima, semakin banyak mahasiswa yang histeris karena kesakitan. Hingga ambulans dari UPNVY dan Palang Merah Indonesia (PMI) berdatangan untuk mengevakuasi mahasiswa baru yang keracunan. “Kami bekerja sama dengan PMI, karena ambulans di UPN hanya ada dua dan tenaga medis tidak cukup,” ucap Bapak Singgih.


Bapak Singgih memberikan pengakuan terkait jumlah mahasiswa baru yang dilarikan ke rumah sakit “Jam 18.00 WIB itu hanya 60 orang saja,” ucapnya. Pihak universitas juga telah bekerja sama dengan pihak ketiga. Enam puluh orang itu ada yang di RS Sardjito, RS JIH, dan lain-lain, sekitar lima sampai enam rumah sakit,” tegas Bapak Singgih. Menurut pengakuan Bapak Singgih, hingga pagi tadi tersisa tujuh mahasiswa baru yang masih dirawat inap di rumah sakit.


Atas keracunan yang menimpa mahasiswa baru, pihak universitas akan bertanggung jawab sepenuhnya. “Jelas kami (universitas) menanggung semua apabila ada hal komplain ataupun kontrol secara mandiri dan suntik maupun yang sedang rawat inap akan kita reimburse-kan, sebagai bentuk rasa tanggung jawab kita,” jelas Bapak Singgih. 


Mengenai tindak lanjut pihak universitas terkait acara outbound PKKBN, Bapak Singgih menyampaikan bahwa acara outbound PKKBN ini tetap akan dilaksanakan tahun depan. “Tentu sama, hanya mungkin ada evaluasi terkait hal-hal yang perlu dikoordinasikan lagi mengenai masalah konsumsi karena harus dijaga betul dan harus dipesankan sesuai dengan pengalaman,” ucap Bapak Singgih. Pihak birokrasi juga telah berkoordinasi dengan pihak Yonif Mekanis 403/WP pagi ini (19/09/2023). Ia juga menimpali bahwa kegiatan outbound ini masih relevan kepada mahasiswa baru. “(Outbound) masih relevan, hari pertama tidak ada laporan, memang hal ini sebagai bahan evaluasi kedepan, tapi polanya kita sudah mendapatkan bahwa untuk pendidikan bela negara yang memiliki kompetensi ada di pihak kesatuan.”


Dugaan Pelecehan Seksual di Akademi Angkatan Udara (AAU)


Sumber: instagram.com/aauacid


Tak hanya masalah keracunan yang terjadi pada outbound PKKBN kali ini, dugaan pelecehan seksual juga menimpa beberapa mahasiswa baru. Dugaan ini terjadi di Akademi Angkatan Udara Yogyakarta. Acara outbound di AAU diawali dengan apel pembukaan lalu materi Pasukan Baris Berbaris (PBB). Setelah itu terdapat games dari tim psikologi AAU dan materi bela negara. Yanuar, mahasiswa baru gugus 81 yang mengikuti outbound di AAU, mengungkapkan kronologi terjadinya pelecehan seksual. “Saat games psikologi AAU, yang kalah disuruh maju ke depan lalu oleh tim psikologi AAU disuruh menulis nama tapi pake pantat sebagai hukuman seperti goyang-goyang gitu.” Tim psikologi AAU yang bertugas melatih gugus 81 berjumlah dua orang. “Tim psikologi ada dua orang, satu pria dan satu wanita, yang berinisiatif (memberikan hukuman) yang pria.” ucap Yanuar. 


Bapak Singgih Saptono menanggapi tentang hal ini, “Yang pertama kita prihatin, inilah saya bicara mengenai evaluasi betapa pentingnya kekhususan bagi wanita di kesatuan. Awalnya belum dikoordinasikan (kepada pihak ketiga) bahwa ada hal-hal do and don’t dalam peraturan PPKS yang baru, jadi belum kami sampaikan. Pihak universitas menyerahkan perkara ini kepada satgas PPKS yang memang sudah terbentuk. Kedepannya secara keseluruhan harus kita koordinasikan,” tambah Bapak Singgih Saptono.


Arya, salah satu mahasiswa baru UPNVY memberikan harapannya terhadap PKKBN tahun depan. “Harapanku di PKKBN tahun depan semoga lebih baik terdapat evaluasi dari kejadian kemarin dan semakin maju,” ucap Arya. 



Reporter: Tim BPPM Kliring

Penulis: Sania Rintis Adristi

Editor: Dwi Yuliyanti

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama