Asuransi Kesehatan untuk Mahasiswa, Mengapa tidak?


Kegiatan sebagai seorang mahasiswa sangatlah banyak dan menuntut partisipasi aktif di dalamnya. Tidak bisa dipungkiri bahwa kegiatan tersebut seringkali mengakibatkan mahasiswa memiliki risiko besar akan kerugian yang mungkin dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Contoh paling umum yaitu kecelakaan di jalan raya dan sakit yang dikarenakan oleh suatu penyakit. Kebanyakan orang menganggap ini sangatlah merugikan baik secara materil maupun non-materilnya dan perlu dihindari.

Pertanyaan yang timbul adalah apakah kerugian tersebut bisa dialihkan? Jawabannya tentu bisa dengan menggunakan asuransi. Sebagaimana kita wajib ketahui, kerugian sebetulnya merupakan sesuatu tidak pasti meskipun sudah dihindari. Pengalihan kerugian dengan menggunakan asuransi dinilai menguntungkan. Hal ini disebabkan karena risiko dialihkan dari pihak tertanggung kepada pihak penanggung (Suryono, 2003).

Asuransi ada beberapa jenisnya, seperti asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi pendidikan, asuransi dana hari tua, dan sebagainya. Dari berbagai jenis tersebut, asuransi kesehatan merupakan produk yang relevan untuk segala kelompok usia termasuk mahasiswa. Menginvestasikan kesehatan tidak lepas dari upaya memberikan perlindungan dan merawat diri sehingga memberikan rasa aman. Terlebih jika mahasiswa tersebut hidup merantau jauh dari orangtua, asuransi kesehatan menjadi kebutuhan yang boleh dipersiapkan bagi mahasiswa selama berkuliah di kota tujuan. 

Asuransi kesehatan sendiri memiliki dua jenis, yaitu sistem reimburse dan sistem cashless. Pada sistem yang pertama, seseorang diwajibkan untuk membayar dimuka terlebih dahulu baru kemudian bisa dilakukan klaim kerugian sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Pada sistem yang kedua, seseorang tidak perlu membayar biaya pengobatan saat sakit. Sistem cashless memberikan keuntungan terutama saat dalam keadaan darurat sehingga lebih disarankan kepada mahasiswa.

Pada kasus berkuliah di luar negeri, mahasiswa disarankan untuk memiliki asuransi kesehatan yang dikarenakan perbedaan akses untuk mendapatkan fasilitas kesehatan. Sebagian besar negara memberikan akses gratis untuk pelayanan kesehatan bagi warga negaranya, tetapi belum tentu memberikan kepada warga negara asing yang tinggal di negara tersebut. Oleh karena itu, beberapa universitas di luar negeri mewajibkan mahasiswa internasional memiliki asuransi kesehatan untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan (Widen, 2021). Uniknya, beberapa beasiswa kuliah sekarang mulai turut meng-cover asuransi kesehatan untuk mahasiswa penerima beasiswa tersebut.

Merencanakan asuransi kesehatan untuk mahasiswa diperlukan perhitungan yang baik dari sudut pandang keuangan. Literasi keuangan di kalangan mahasiswa menjadi salah kunci kesuksesan untuk mengasuransikan kesehatannya secara konsisten. Menurut Mendari dan Kewal (2013, p. 136), aspek asuransi yang terdiri dari beberapa sub-aspek (berkaitan dengan pengetahuan asuransi) menjadi bagian penting dari suatu penilaian literasi keuangan di kalangan mahasiswa. Aspek penilaian tersebut didasarkan pada suatu survei yang pernah dilakukan oleh Chen dan Volpe pada tahun 1998. Implikasi yang mungkin terjadi jika literasi keuangan masih tergolong rendah yaitu mahasiswa belum paham betul tentang pentingnya asuransi untuk kehidupan seseorang atau pengelolaan keuangan yang masih kurang tepat dilakukan oleh mahasiswa.

Jika kita berbicara pengetahuan, suatu kesadaran dapat menjadi pelengkap yang tepat untuk mempengaruhi seseorang (Setiyaningrum et al., 2017). Keputusan seseorang untuk mengambil asuransi kesehatan tidak selalu disertai dengan alasan karena pengetahuan saja. Kesadaran akan pentingnya asuransi menjadi faktor pendukung yang berpengaruh bagi seseorang. Terlebih jika memang dilandasi oleh kebutuhan untuk mengalihkan risiko, keputusan memiliki asuransi kesehatan dapat menjadi solusi yang tepat. Karena itu, tidak ada salahnya mahasiswa untuk memiliki asuransi agar minimal orangtua mereka tidak repot-repot mengirimkan biaya atau khawatir akan bagaimana perawatannya.

Pada akhirnya, asuransi kesehatan tidak hanya berkaitan tentang perencanaan pengobatan yang terjadi di masa depan tetapi juga merencanakan keuangan seseorang. Perlindungan dengan menggunakan asuransi merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kesehatan dan akses keperawatan dan untuk melindungi terhadap biaya perawatan kesehatan yang luar biasa. Asuransi melindungi dari biaya medis yang dapat mengganggu keuangan, membantu merencanakan ke depan atau menganggarkan untuk perawatan kesehatan. Dengan demikian, asuransi menjadi komponen yang vital dalam menjamin akses kesehatan (Setiyono, 2018).

Lalu apa yang bisa dilakukan untuk memilih asuransi? Berikut ini tips yang dapat dilakukan berdasarkan website cekaja.com (Nofianti, 2020) :

  1. Pilih asuransi sesuai kebutuhan. Bandingkan asuransi yang satu dengan yang lain agar tidak salah memilih. Jangan tergiur dengan harga murah tetapi fasilitasnya kurang sesuai kebutuhan agar tidak membayar lebih diluar biaya yang di-cover.

  2. Pilih asuransi yang terpercaya, minimal yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selain itu, amati kinerja perusahaan asuransi tersebut apakah bagus atau tidak.

  3. Pilih manfaat asuransi yang lengkap guna untuk meng-cover secara penuh dalam proses pengobatan dan penyembuhannya.

  4. Pilih asuransi yang memiliki jaringan yang luas. Ini memungkinkan seseorang untuk dapat berobat di rumah sakit yang mudah dijangkau terlebih jika mahasiswa jauh dari orangtua mereka. (Berliana, Romy)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama