Sumber: kevinbinz.com
Kliring.com - “Kerja keras dan perencanaan yang matang akan selalu membawamu kepada keberhasilan!”
Saat kecil, kita selalu didoktrin oleh kalimat putih nan suci itu. Seolah-olah kerja keras dan perencanaan matang pasti akan selalu membawa kepada hasil yang kita inginkan. Namun, di kehidupan yang penuh dengan plot twist, realitas tak selalu patuh pada rencana dan logika manusia. Akan ada momen di mana semua perhitungan runtuh, semua rencana meleset, dan semua strategi kehilangan daya. Di titik itulah muncul sebuah pertanyaan,
“Apakah kita sedang gagal atau sekadar berhadapan dengan sesuatu yang memang di luar kuasa kita?”
Menariknya, ekonomi memiliki satu cabang ilmu yang dapat membantu kita memahami situasi semacam itu, yakni game theory atau teori permainan. Meski sering dikaitkan dengan strategi bisnis, teori ini sesungguhnya mencerminkan dinamika kehidupan manusia yang sangat luas dan penuh teka-teki.
Kehidupan Sebagai Permainan Strategy
Salah satu unsur utama dalam game theory ialah player, yakni pihak yang terlibat dalam permainan. Setiap player akan datang membawa tujuannya masing-masing, entah untuk memaksimalkan keuntungan yang bisa diperoleh (maksimisasi), meminimalkan risiko yang mungkin muncul (minimisasi), atau bahkan untuk menegakkan prinsip dan kebenaran di tengah kompleksitas permainan. Setiap player akan mengambil keputusan berdasarkan strategi yang telah disusun untuk mendapatkan hasil terbaik bagi dirinya. Tidak ada yang bertindak secara acak, setiap tindakan adalah bentuk dari kalkulasi rasional terhadap situasi dan lawan main. Sama seperti di kehidupan sehari-hari, kita memilih pendidikan, pekerjaan, bahkan pasangan sambil memperkirakan langkah “pemain lain” di sekitar kita, seperti masyarakat, teman, atasan, atau bahkan keadaan.
Namun, sudah menjadi rahasia umum bahwa tidak semua realitas berada dalam genggaman kita. Game theory menempatkan situasi ini dalam konsep yang disebut nature move atau langkah alam. Berbeda dengan player biasanya, “alam” tidak memiliki niat atau strategi. Ia hanya bergerak, tetapi gerakannya bisa mengubah jalannya permainan secara drastis. Dalam sebuah permainan bisnis, nature move dapat berupa perubahan selera konsumen yang mendadak hingga kasus pencurian di sebuah bank. Dalam kehidupan sehari-hari ia dapat berupa penyakit, kehilangan, atau peristiwa tak terduga yang mengubah arah hidup, dan kita biasanya menyebutnya dengan istilah “takdir”.
Takdir Sebagai Perwujudan Nature Move
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering berhadapan dengan nature move. Takdir tidak bisa diprediksi, apalagi dikendalikan. Tetapi, dalam game theory tidak semua hal yang tak pasti harus ditakuti. Dalam banyak model permainan, ketidakpastian justru membuat pemain berpikir lebih cerdas dan strategis. Seorang petani tidak tahu bagaimana cuaca akan berubah. Ia tidak bisa mengendalikan hujan, tetapi ia bisa mengatur waktu tanam, memilih varietas tanaman yang adaptif terhadap iklim, atau menyiapkan irigasi cadangan. Dalam kerangka game theory, itu merupakan strategi optimal di bawah ketidakpastian. Dalam kehidupan sehari-hari, hal tersebut merupakan sebuah bentuk penerimaan terhadap takdir, yakni dengan tidak berhenti berusaha namun mengubah cara berusaha. Menerima takdir bukanlah lawan dari rasionalitas. Ia justru bagian dari strategi untuk beradaptasi terhadap hal yang tak bisa diubah. Pemain yang bijak tidak menolak kenyataan, tetapi menyesuaikan langkah untuk tetap mendapatkan hasil terbaik dari situasi yang ada.
Nash Equilibrium: Antara Usaha dan Penerimaan
John Nash memperkenalkan Nash Equilibrium sebagai titik keseimbangan di mana setiap pemain telah menyesuaikan strateginya dan tak ada yang dapat memperbaiki hasil tanpa mengubah strategi pihak lain. Dalam kehidupan ini tercermin ketika manusia berhenti melawan sesuatu di luar kendalinya dan fokus pada hal yang masih bisa diusahakannya. Seorang petani tertipu sebab membeli bibit rendah mutu, lalu hujan lebat menghantam dan menghancurkan tanamannya. Ia tak bisa menghentikan hujan, namun ia dapat menata ulang caranya bertani. Inilah Nash Equilibrium dalam hidup, saat manusia berdamai dengan kenyataan tanpa kehilangan semangat berjuang.
Penerimaan sejati bukan tanda menyerah, melainkan kebijaksanaan untuk mengenali batas diri. Usaha tanpa penerimaan menimbulkan gelisah, sementara penerimaan tanpa usaha menumbuhkan pasrah yang hampa. Keduanya harus seimbang, karena di sanalah letak kemanusiaan dalam menghadapi permainan hidup.
Menemukan Kemenangan dalam Ketidakpastian
Hidup tidak selalu tentang siapa yang menang, tetapi siapa yang mampu bertahan dengan hati yang tenang. Game theory mengajarkan bahwa rasionalitas sejati bukan hanya soal strategi, melainkan kemampuan beradaptasi terhadap ketidakpastian. Di balik setiap kegagalan, ada ruang untuk menata ulang langkah. Menerima takdir bukan berarti berhenti berjuang, melainkan menemukan arah baru di tengah reruntuhan rencana. Dan disanalah letak kemenangan sejati, ketika kita tetap berjalan meski dunia tak lagi sesuai perhitungan.
Penulis: Avriela Yosepha
Editor: Afni Nur dan Hanan Dharmadhyaksa
Posting Komentar