5 Keresahan Mahasiswa Ketika Mudik Lebaran Melalui Jalur Darat


sumber: https://pin.it/49P5GCI


Kliring.com - Sebagai mahasiswa yang merantau di Yogyakarta, tentu sangat menantikan kepulangan ke kampung halaman pada saat lebaran atau orang-orang biasa menyebutnya sebagai mudik lebaran. Penantian ini membuat mahasiswa mencoba meminimalkan biaya yang dikeluarkan. Tak jarang karena berusaha mencoba mendapatkan tiket transportasi pesawat dengan harga yang murah, para mahasiswa malah kehabisan tiket pada jadwal kepulangan yang diinginkan. Mencari alternatif lain, mahasiswa mencoba memanfaatkan transportasi darat yang ada, seperti bus atau travel dengan harga yang lebih terjangkau. Selain itu, mahasiswa yang merantau tidak jauh dari kampung halaman, penggunaan transportasi pribadi juga bisa menjadi alternatif lain meskipun cukup melelahkan dan memakan waktu selama di perjalanan. Walaupun sangat melelahkan, salah satu cara untuk meminimalkan pengeluaran adalah dengan menggunakan jalur darat untuk melakukan mudik. 

Perjalanan mudik lebaran menggunakan jalur darat, khususnya kendaraan roda 2 dan roda 4 sering kali menjadi pilihan terakhir yang dipilih oleh mahasiswa yang ingin mudik lebaran. Karena selain kemacetan lalu lintas masih ada beberapa keresahan yang mungkin dirasakan mahasiswa. Beberapa keresahan yang dialami mahasiswa saat mudik lebaran melalui jalur darat antara lain:

  1. Keterbatasan Ketersediaan Tiket

Menggunakan kendaraan umum telah lumrah digunakan untuk berpergian jauh, tetapi kita sebagai penggunanya harus bisa mengantisipasi kemungkinan yang tidak diinginkan. Salah satunya yaitu kehabisan tiket saat akan mudik. Keresahan mahasiswa ini terjadi karena meledaknya jumlah pemudik menjelang lebaran mengharuskan mahasiswa untuk cepat memesan tiket kalau tidak ingin kehabisan tiket untuk ke tempat perantauan atau malah mendapatkan harga tiket yang lebih mahal dari seharusnya. Setiap tahun hal ini selalu terjadi bagi perantau yang dekat maupun jauh dari kampung halaman. Maka dari itu, mahasiswa yang ingin pulang ke kampung halaman sebaiknya dapat merencanakan kepulangan dengan matang dari jauh hari terkait transportasi yang ingin digunakan, begitu juga dengan transportasi darat yang menjadi alternatif pengganti transportasi udara. Mahasiswa yang berniat mudik lebaran dengan transportasi umum juga sebaiknya membeli tiket jauh sebelum hari keberangkatan untuk mengantisipasi kehabisan tiket dan melonjaknya harga tiket.

  1. Kemacetan

Tidak dapat dipungkiri bahwa mudik lebaran menjadi faktor teratas penyebab kemacetan di jalur darat. Tak sedikit yang memilih jalur darat sebagai jalur kepulangan ke kampung halaman. Ada yang menggunakan transportasi umum ataupun kendaraan pribadi yang menjadikan jalan raya menjadi lebih padat sehingga menyebabkan kemacetan yang cukup parah. Namun, banyaknya perantau yang menggunakan kendaraan pribadi lebih berpotensi menyebabkan kemacetan. Memang cukup sulit untuk menghindari kemacetan ini. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi sedikit kemacetan, salah satunya yaitu kita dapat merencanakan kepulangan pada hari-hari atau waktu di luar rencana mudik orang lain sehingga kita tidak menjadi penyebab kemacetan dan juga tidak terkena dampak kemacetan. Selain itu, kita dapat menggunakan transportasi umum dalam mudik lebaran supaya dapat mengurangi kemacetan saat mudik lebaran.

  1. Kecelakaan Lalu Lintas

Setiap jalur transportasi yang digunakan baik darat, laut, maupun udara tidak menutup kemungkinan adanya kekhawatiran terhadap keselamatan diri dan orang lain. Kecelakaan mungkin tidak dapat dihindari sepenuhnya. Namun, kita bisa mengantisipasi agar perjalanan selama kepulangan ke kampung halaman dapat berjalan dengan lancar dan aman. Salah satunya yaitu dengan tidak mengendarai kendaraan dalam kondisi mengantuk atau tidak fokus. Selain itu, senantiasa menjaga kesehatan kita ketika mudik lebaran, misalnya dengan makan dan minum yang cukup. Kantuk dan rasa lelah yang tak terbendung sering kali menjadi penyebab terbanyak kecelakaan saat mudik lebaran bahkan di kehidupan sehari-hari. Kecelakaan yang terjadi tidak hanya merugikan kita dari segi materi saja, tetapi dapat berdampak pada kelancaran lalu lintas yang mana menjadi keresahan mahasiswa juga. Oleh karena itu, kita dapat menjadi salah satu orang yang memiliki kesadaran terhadap pentingnya berkendara dalam keadaan yang optimal dan dapat menjadi contoh bagi yang lainnya. 

  1. Menghabiskan Waktu Lebih Lama di Perjalanan

Banyak mahasiswa yang merantau jauh dari kampung halaman jika menggunakan transportasi darat akan memakan waktu lebih lama di perjalanan dibanding menggunakan transportasi lain, seperti pesawat. Jarak tempuh yang cukup jauh ditambah dengan adanya kemacetan dan kecelakaan lalu lintas yang dapat menimbulkan masalah lain mengakibatkan mahasiswa harus menghabiskan waktu lebih lama di perjalanan. Padahal kita telah merencanakan dengan baik sebelum perjalanan, tetapi ada saja hal tidak terduga. Tidak banyak yang bisa dilakukan karena transportasi darat telah dipilih sebagai alternatif mudik sehingga kita hanya perlu menikmati perjalanan karena mudik dalam keadaan berpuasa akan terasa lebih berat dibanding hal lainnya. Salah satu cara untuk menikmati perjalanan yang lama yaitu dengan tidur ketika di perjalanan jika menggunakan transportasi umum. Hal ini dapat membuat kita merasa lebih cepat dalam mudik dan dapat menghilangkan rasa bosan.

  1. Stigma Mudik berarti Harus Mengeluarkan Biaya yang Lebih Banyak

Ke mana saja kita pergi, kapan saja kita pergi bahkan kendaraan apapun yang kita gunakan pasti membutuhkan biaya yang tidak sedikit bila kita tidak direncanakan dengan baik. Perjalanan jauh saat mudik tentu harus menyiapkan budget lebih sebagai antisipasi hal yang tidak diinginkan. Stigma ini tidak salah, tetapi juga tidak bisa dibenarkan karena biaya itu kondisional dan tergantung dari orang yang menggunakannya. Kemungkinan terburuk di perjalanan adalah terjadi hal tak terduga dan membutuhkan biaya yang tidak diperkirakan. Bisa juga kita tidak terjebak macet sehingga dapat mempersingkat waktu dalam berkendara dan tidak perlu keluar biaya berlebih untuk makanan atau bahan bakar selama perjalanan.

Pulang atau tidak saat mudik lebaran adalah pilihan masing-masing individu. Ketika mahasiswa tidak ingin mengalami keresahan mudik maka mereka akan lebih memilih untuk menghabiskan waktu di perantauan dan menyimpan rindu kepada keluarga yang jauh. Namun, banyak mahasiswa yang mengesampingkan lima keresahan mudik tersebut agar dapat berkumpul dengan keluarga di hari yang dinantikan dengan mengorbankan waktu dan biaya. Oleh karena itu, setiap pilihan tersebut harus dipertimbangkan dan dipertanggungjawabkan dengan baik agar apapun yang dipilih dapat memberikan kebahagiaan bagi diri sendiri maupun orang lain.


Penulis: Rien Arfan, Putri Lestari, Retno Mularsih, Sepiani Br Sembiring, Muhammad Hilmi Fayyaz

Editor: Sania Rintis Adristi


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama