Tampil di PKKBN, UKM Seni Sub Unit Tari Ungkap Hal Mengejutkan

 


Yogyakarta-Untuk menyambut kedatangan mahasiswa baru UPN Veteran Yogyakarta, UKM Seni sub unit Tari ikut tampil memeriahkan PKKBN Universitas pada tanggal 13 Agustus dan PKKBN FEB tanggal 15 Agustus. Setelah UKM Seni selesai tampil, BPPM Kliring berkesempatan untuk berbincang-bincang sejenak bersama para penari. 


Penari di PKKBN universitas adalah Tsabita (Administrasi Bisnis 2020), Chevira (Akuntansi 2020), Nur ( Agroteknologi 2020), dan Stevanie (Akuntansi 2020). Sementara, PKKBN FEB penari yang bertugas antara lain Stevanie (Akuntansi 2020), Nur (Agrotekonologi 2019), Wahyu (Teknik Geologi 2019), dan Ari (Agroteknologi angkatan 2021). 


Tarian yang ditampilkan di PKKBN Universitas dan PKKBN FEB sangat berbeda. Di PKKBN Universitas, penari menyajikan tarian klasik Golek Ayun-Ayun yang merupakan tari penyambutan asli Yogyakarta. Harga sewa kostum Tari Golek Ayun-Ayun terbilang mahal dengan harga Rp100.000-Rp150.000/set. 


Sementara itu, untuk PKKBN Fakultas menampilkan tari kontemporer dengan koreografi asli ciptaan Wahyu yang berjudul Tari Adhiyodha. UKM Seni juga meminta izin untuk memakai iringan musik dari salah satu komposer. Tari Adhiyodha menceritakan tentang perjuangan bangsawan untuk membebaskan diri dari tawanan penjajah. Oleh karena itu, kostum yang ditampilkan terkesan mewah karena merepresentasikan seorang bangsawan. Para penari menuturkan kostum disewa dengan harga Rp75.000/set. 


Untuk mempersiapkan tarian di PKKBN Universitas maupun FEB ternyata tidaklah mudah. Banyak kendala yang dihadapi, terutama di bagian komunikasi dari pihak rektorat, panitia pelaksana PKKBN, dan UKM Seni sendiri.


Persiapan Serba Mendadak Pembukaan PKKBN Universitas

Kendala pertama dihadapi menjelang pembukaan PKKBN universitas. Stevanie dan Nur mengungkapkan UKM Seni baru dikabari oleh pihak panitia H-5 sebelum acara PKKBN universitas. Hal ini membuat pihak UKM Seni sedikit kewalahan karena kabar datang secara mendadak. Bagaimana tidak? Untuk dapat tampil mereka harus mencari anggota yang bersedia tampil, latihan, menyewa kostum, dan mencari crew untuk membantu persiapan penampilan.


Tidak hanya itu, permintaan dari pihak rektorat yang menginginkan iringan tari menggunakan live music karawitan dari dosen. Padahal jika memakai iringan live music karawitan, penari harus menyesuaikan lagi gerakan dengan ketukan gamelannya. Hal itu sulit untuk dilakukan secara mendadak. H-2 para penari dan kru berencana berlatih dengan iringan gamelan di rumah salah satu dosen, tetapi gagal dilaksanakan sehingga latihan hanya ketika gladi bersih. Ketika gladi bersih sekitar pukul 5 sore waktu setempat, iringan musik tari diputuskan untuk memakai mp3. Dengan persiapan seadanya dan iringan musik yang belum jelas di H-1 inilah yang membuat persiapan sangat kurang.


Ketika tampil, Stevanie mengungkapkan adanya gerakan yang miss, sehingga sedikit mematung untuk menyesuaikan gerakan kembali. Dalam penampilan di PKKBN universitas menurut Stevanie secara keseluruhan memuaskan, tetapi tariannya sendiri menurutnya kurang memuaskan karena merasa belum memberikan yang terbaik.


Persiapan Pembukaan PKKBN FEB

Selain itu, persiapan untuk PKKBN FEB juga mengalami beberapa rombakan. Beberapa penari yang awalnya sudah berlatih sekitar sebulan sebelum tampil terpaksa harus diganti oleh penari lain karena ada kesibukan lain. Selain itu, latihan baru efektif 2 minggu sebelum acara.


Dalam prosesnya Ari, salah satu penari yang tampil di PKKBN FEB, menyampaikan bahwa tarian ini merupakan pengalaman yang sangat baru. Sebagai seseorang yang berasal dari Magelang, Ari terbiasa dengan tari klasik Jawa kerakyatan yang notabene berbeda dengan koreo tari kontemporer. Ari menceritakan bahwa ia harus berusaha keras menyesuaikan diri dengan tarian ini.


Kemudian pada hari H penari dan kru wberkumpul mulai pukul 03.00 WIB untuk mekap dan memakai kostum. Selesai persiapan, pukul 07.00 penari sudah siap di backstage.


Ketika tampil di panggung PKKBN FEB, Nur memaparkan hal yang tak terduga. Ternyata ia melakukan sedikit kesalahan gerakan. Tetapi improvisasi dan ketenangan yang dibuat Nur membuat mata penonton seakan tertipu dengan gerakannya sehingga tidak terlihat ada salah gerakan. Selain itu, nervous juga dirasakan Ari sebelum tampil. Namun secara keseluruhan, penampilan di hari Senin itu sangat memukau dengan segala semangat dan totalitas yang ditampilkan oleh penari UKM Seni.



Kesan, Pesan, dan Kritik Selama PKKBN

Enam penari yang telah rampung menyelesaikan tugasnya di PKKBN UPN Veteran Yogyakarta menyampaikan kesan, pesan, serta kritik untuk kampus dan acara PKKBN. 


Para penari sangat senang dapat ikut memeriahkan acara ini. Menurut Wahyu, PKKBN tahun ini sangat upgrade karena UKM Seni, terutama sub bidang Tari mulai terlihat dan diundang di berbagai fakultas di UPN “Veteran” Yogyakarta. Ari sangat bersyukur karena banyak belajar dari senior-seniornya, seperti Wahyu dan Nur.


Lalu para penari juga mengeluarkan keluh kesahnya terhadap waktu gladi bersih yang molor. Mereka berharap di masa mendatang harus lebih tepat waktu agar waktunya efektif. Untuk PKKBN Universitas, kedepannya ketika meminta UKM atau pengisi acara untuk tampil seharusnya jangan mendadak. UKM atau pengisi acara juga perlu mempersiapkan apa yang harus ditampilkan dan hal itu tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. 


UKM Seni berpendapat, panitia harus punya beberapa plan agar UKM atau pengisi acara dapat melangsungkan gladi tanpa menunggu terlalu lama atau jadwalnya saja yang disesuaikan. Para penari berharap di tahun-tahun berikutnya semua yang terlibat dalam PKKBN berjalan dengan lebik baik lagi.



Narasumber: Wahyu (Teknik Geologi’19), Ari (Agroteknologi’21), Nur Fitriana (Agrotekonologi’19), dan Stevanie (Akuntansi'20)



Penulis: Fitra Ferrarista S

Editor: Eltrifosa Candra Nugraheni


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama