Indahnya Festival Midsommar di Swedia Tidak Seperti Film Bioskop

    



    Yogyakarta - Tahukah kalian negara Swedia? Swedia adalah sebuah negara Nordik di Skandinavia, Eropa Utara. Berbagai survei mengatakan dan menobatkan bahwa Swedia merupakan negara tercantik dan terindah di dunia. Jadi tak cuma omong belaka bahwasanya setiap wisatawan dan turis seolah tersihir saat berkunjung ke negara ini. Dan pasti pembaca juga ingin berkunjung kesana untuk langsung menyaksikan keelokan negara ini dan memanjakan diri dengan seluruh kekayaan alam yang ada.

Fakta paling mengagumkan dari Swedia adalah disana masa matahari bersinar dalam jangka waktu yang lebih lama dibanding dengan masa matahari bersinar di negara lain. Sepanjang musim panas, negara yang terkenal dengan kisah bangsa Viking ini memiliki durasi siang lebih panjang karena matahari bersinar selama kurang lebih 20 jam sehari. Matahari hanya terbenam untuk waktu yang sebentar, tepatnya pada tengah malam, kemudian memunculkan diri lagi pada pukul 4 pagi. Sehingga turis sangat senang untuk datang ke Swedia untuk menghabiskan musim panas di sana dengan tradisi dan budaya yang sangat kental, tidak hanya turis saja, bahkan warga negara Swedia sangat menikmati musim panas dengan berjalan-jalan dan menikmati pemandangan sekitar.

Mengingat musim dingin yang cukup panjang dan gelap di Swedia, maka tidak heran kalau musim panas menjadi hal yang ditunggu-tunggu oleh penduduk Swedia dan turis. Untuk merayakan pertengahan musim panas yang sangat dinanti-nanti, masyarakat Swedia menggelar perayaan “midsommar”. Midsommar adalah hari liburan yang dikhususkan untuk makan, minum, menari, dan berbagai macam ritual pagan. midsommar atau Summer Solstice dianggap sebagai hari spesial karena merupakan hari dengan siang terpanjang dalam satu tahun. Biasanya midsommar ini diadakan pada bulan Juni.

Perayaan midsommar di Swedia berbanding terbalik dengan film ‘midsommer’ yang tayang di bioskop, akan tetapi film ‘midsommar’ ini terinspirasi dari perayaan penting midsommar di Swedia. Didalam film, midsommar digambarkan dengan ritual persembahan atau pembunuhan manusia, akan tetapi itu hanya terjadi di film, sesuai genre yang diangkat yaitu horror dan thriller. Alur film ini disusun dengan sangat horor, brutal, dan mengerikan, sehingga kesan pertama dari perayaan ini membuat takut penonton. 

Akan tetapi sangat berbanding terbalik dengan kenyataan yang terjadi bahwasanya perayaan midsommar adalah perayaan yang sangat menyenangkan dan sangat meriah di Swedia. Sehingga saking meriahnya perayaan festival ini, beberapa orang mengajukan petisi dan mengadakan diskusi serius untuk menjadikan midsommar/malam pertengahan musim panas menjadi hari nasional Swedia yang jatuh pada tiap tanggal 6 Juni. Ini juga dapat disebut sebagai hari St. Hans.

Kemeriahan midsommar tidak kalah dengan kemeriahan saat Natal. Karena dengan perayaan ini, masyarakat dapat melupakan minimalis Swedia dan merangkul kebersamaan. Perayaan pertengahan musim panas ini membuat pusat kota akan sepi, tidak ada kendaraan yang berlalu lalang. Hal ini membuat pusat kota diselimuti dengan keheningan karena masyarakat dan turis akan lebih memilih untuk menghabiskan waktu liburnya dan merayakan midsommar di pedesaan. Karena di pedesaan, masyarakat dan turis akan merasakan sensasi yang berbeda daripada merayakannya di kota.

Masyarakat Swedia sangat bergembira merayakan festival midsommar dan membuat pesta yang meriah juga. Ada yang membuat perayaan bersama keluarga, ada yang membuat perayaan umum, dan ada yang membuat perayaan bersama sahabat dan teman-teman.

Biasanya untuk mengawali perayaan midsommar ini, masyarakat dan turis menghias ‘maypole’. Maypole merupakan tiang yang digunakan sebagai simbol kesuburan kuno atau tradisi masyarakat Swedia, selain itu ‘maypole’ digunakan juga sebagai simbol dari kebersyukuran masyarakat atas hasil panen yang mereka hasilkan dari tumbuhan yang mereka tanam. Untuk menghiasi tiang ‘maypole’, maka diperlukan bunga-bunga yang indah yang tumbuh subur seperti, bunga lupina, yang berbau wangi dan sangat indah. Dan Masyarakat juga harus mengumpulkan ranting-ranting beserta dahan-dahan pohon untuk dijadikan pelapis lainnya untuk ‘midsommarstang atau maypole’. Tiang maypole terlihat seperti campuran antara simbol phallic dan salib. 

Setelah selesai menghias ‘maypole’ mereka akan menyantap hidangan makan siang yang spesial, seperti: acar herring, mentega, kentang baru yang dibumbui dengan dill dan daun bawang, salmon yang diawetkan, strawberry yang dicampur krim. Untuk minumannya, biasanya masyarakat meminum bir, nubbe, vodka Swedia yang disajikan dingin dalam gelas. Nubbe harus dikonsumsi dengan cara yang dihormati, yaitu selalu didahului dengan menyanyikan ‘nubbevisa’ (sebuah lagu pendek yang lucu). 

Dan biasanya setelah makan siang, saatnya untuk mendirikan ‘maypole’. Setelah mereka mendirikan maypole, maka mereka mulai menarikan ‘tarian katak’ disekeliling ‘maypole’ yang telah didirikan. Mereka menarikan tarian katak dengan tangan diletakkan di punggung bawah dan melompat seperti katak. Selanjutnya mereka harus memakai blomster krans / flower crown yang dibuat oleh anak-anak dan wanita yang berbahan baku bunga indah yang diletakkan diatas kepala. Blomsterkrans atau yang biasa disebut dengan midsommar krans, dipakai sepanjang hari selama perayaan berlangsung. 

Perayaan festival Summer Solstice tidak lengkap tanpa adanya hujan yang datang secara tiba-tiba, dan biasanya hujan pun berhenti secara tak terduga juga. Ini merupakan bentuk bahwa alam pun turut bahagia dengan festival ini.

        Perayaan midsommar akan diakhiri dengan ‘midsommar eve’ yaitu malam untuk romansa. Jika wanita yang belum menemukan pasangan maka mereka bisa memetik tujuh jenis bunga yang berbeda lalu meletakkannya di bawah bantal. Hal ini dipercaya dapat membantu mereka untuk menemukan cinta sejatinya. Dan menurut legenda, mereka akan memimpikan orang yang nantinya akan mereka nikahi jika mereka benar dalam memilih bunga. Jika tidak memimpikan seseorang maka dijamin orang itu salah dalam memilih bunga.

Penulis    : Atriken Natasha

Editor     : Azahra Dita Pramesti

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama