Encourage Fotkom401: Mata di Balik Viewfinder “Rise Up”



Bantul - Desiana Ika Kristanti, anggota divisi litbang KSM Fotkom401, memamerkan dua fotonya di ajang pameran Encourage Fotkom401 yang diadakan tanggal 8 hingga 10 April 2022. Kedua fotonya yang digantung di tengah galeri 2 Pendhapa Art Space Gallery menyita perhatian pengunjung. Pasalnya kedua foto tersebut dipamerkan dalam media kain satin, yang mana berbeda dari kebanyakan foto di sana. Pada closing ceremony Minggu (10/4), Desi menceritakan kisah di balik konsep fotonya, yaitu “Rise Up”.


Masuk ke ruang galeri 2, pengunjung disambut oleh foto berlatar hitam dengan seorang model perempuan yang mengangkat tangan kirinya ke arah cahaya. Model di foto pertama terlihat  lebih sedih dan putus asa. Di sebelahnya tergantung foto kedua yang bernuansa ceria dan bebas, terlihat model yang sama dengan balon helium terikat di kedua pergelangan tangannya. Foto kedua digantung menghadap belakang, sehingga pengunjung harus berputar ke sisi sebaliknya terlebih dahulu untuk melihat foto kedua secara jelas. Bukan tanpa alasan, dari sisi teknis Desi sengaja memajangnya begitu supaya tidak terlihat kosong baik depan maupun belakang. Namun, ketika dikupas lebih lanjut ternyata pengaturan itu diaplikasikan untuk memperkuat makna kedua foto tersebut.


Awalnya ketika tema pameran diumumkan Desi sempat bingung akan menampilkan apa. Setelah proses menggali inspirasi, Desi mengusung konsep “Rise Up” menceritakan dua sisi kehidupan manusia, kebangkitan dan keterpurukan. Foto digantung di tengah ruangan dengan media kain menggambarkan kebangkitan dalam kehidupan, begitu pula balon pada foto kedua yang warnanya menggambarkan emosi cinta (merah muda) dan kegembiraan (oranye). Sementara, foto pertama menggambarkan ketika manusia berada di keterpurukan, depresi, dan kegagalan. Di foto itu model melihat dan meraih ke arah cahaya yang minim seakan menggambarkan sedang mencari kebebasan, diam, dan mencari jalan keluar dari masalahnya. Lalu, di kedua foto arah tangan model yang terangkat sama untuk memperlihatkan kontinuitas kehidupan dari terpuruk berusaha untuk bangkit. Desi mengakui selain dari internet, ia juga terinspirasi dari pengalaman hidupnya. 


Proses pemotretan memakan waktu singkat, kurang dari seminggu. Desi meminta tolong teman sejurusannya untuk menjadi model. Kedua foto diambil pada hari yang sama. Foto kedua diambil di pagi hari, bertempat di Candi Abang. Di sini perjalanan menjadi kendala, medan yang terjal membuat properti balon helium yang disiapkan meletus tiga buah (Merah: keberanian, Kuning: keceriaan). Akhirnya Desi terpaksa menggunakan dua balon saja untuk foto. Foto pertama diambil setelahnya di studio foto Fotkom401. Hasil foto-foto tersebut dikirim ke kurator untuk diseleksi mana yang terbaik.





“Sebenarnya aku nggak expect hasilnya begini, terutama foto yang black and white ini,” ucap Desi. Menurutnya setelah dicetak di media kain satin kesan dramatis foto pertama semakin kuat. Akan tetapi, ia agak kecewa dengan hasil cetak foto kedua karena warnanya menjadi terlalu vibrant. Dimensi foto pertama pxl 70x50 cm, plus media menjadi pxl 80x60 cm. Sedangkan foto kedua pxl 80x60 cm, plus medianya menjadi 100x70 cm.


Penulis: Eltrifosa Candra Nugraheni

Editor: Atriken Natasha


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama