Jalinan Romansa Bersama Psikologi Kuantum



Judul buku : Supernova : Kesatria, Puteri, dan Bintang Jatuh
Penulis  : Dewi Lestari
Tebal buku : 234 halaman
Penerbit : Truedee Books
Tahun terbit : 2001
ISBN  : 979-96257-0-X


OVERVIEW PENULIS

Dewi Lestari, yang dikenal dengan nama pena Dee Lestari, lahir pada tanggal 20 Januari 1976 di Kota Bandung, Jawa Barat, dari pasangan Yohan Simangunsong dan Tiurlan Siagian. Ia adalah anak keempat dari lima bersaudara. Tiga saudara perempuannya juga aktif di bidang seni. Dee merupakan lulusan dari program studi Sarjana Ilmu Politik dari FISIP Universitas Parahyangan Bandung jurusan Hubungan Internasional.

SINOPSIS
Novel ini merupakan sebuah manuskrip yang ditulis Dee tahun 2000 yang ia rasa layak untuk menjadi buku pertamanya. Ia menamai manuskrip ini dengan “Supernova: Kesatria, Puteri, dan Bintang Jatuh” atau yang sering disingkat KPBJ. Karena tidak yakin naskahnya bisa menembus penerbit, ditambah ada tenggat waktu yang ingin ia penuhi, Dee kemudian mencoba menerbitkan bukunya sendiri di bawah label independen miliknya, Truedee Books. Dee tidak pernah berekspektasi bahwa buku tersebut akan terjual laris. Ia cuma ingat tentang cita-cita masa kecilnya untuk memiliki buku sendiri dan bertekad melaksanakannya pada ulang tahun ke-25. Pada bulan Januari 2001, akhirnya Supernova KPBJ terbit, dan di luar dugaan memecahkan rekor buku terlaris dalam waktu yang singkat. Terbukti dalam waktu 14 hari, buku ini menembus angka penjualan sejumlah tujuh ribu kopi. Kisah KPBJ diawali dengan adanya tokoh Reuben dan Dimas, pasangan gay yang sama-sama berprofesi sebagai akademisi. Mereka berikrar untuk membuat karya bersama pada hari jadi mereka yang ke-10. Reuben, yang terobsesi menghubungkan sains dan spiritualitas, terpaksa mengalah kepada Dimas yang ingin membuat sebuah manuskrip, yang menjadi novel. Akhirnya, mereka sepakat untuk mengemas kolaborasi mereka dalam bentuk fiksi populer dengan sentuhan teori-teori sumbangan Reuben. Teori-teori ini tidak hanya terbatas pada sains yang biasa diajarkan di sekolah, tetapi hingga interpretasi mengenai teori chaos, mekanika kuantum, bahkan hubungannya dengan ajaran spiritualitas sehari-hari.

Terinspirasi kisah dongeng berjudul Kesatria, Putri, dan Bintang Jatuh, karya mereka dimulai. Dimas dan Reuben merancang tokoh-tokoh mereka, lengkap dengan konfliknya. Dengan sedikit pertengkaran di sana-sini, akhirnya mereka menyepakati beberapa nama tokoh yang menjadi boneka mereka dalam novel ini.

Tokoh pertama yang diperkenalkan adalah Kesatria. Kesatria diwakili seorang eksekutif bernama Ferre. Diceritakan oleh Dimas dan Reuben, Ferre saat itu sedang berada di puncak karier. Muda, tampan, sukses, dan lajang, Ferre digambarkan memiliki segalanya. Namun, wawancara dengan seorang reporter bernama Rana mengubah seluruh hidupnya. Ferre akhirnya jatuh cinta kepada Rana, yang mengingatkannya akan tokoh Puteri dari dongeng yang pernah ia dengar semasa kecil. Namun, Ferre menemukan permasalahan yang harus ia hadapi. Ternyata, Rana sudah bersuami.

Namun, cinta Ferre tidak bertepuk sebelah tangan. Rana, yang mendamba kebebasan dan merasa terkungkung dalam pilihan-pilihan yang ia buat, menyambut cinta Ferre dan terjalinlah hubungan terlarang di antara mereka.

Sementara itu, seorang peragawati papan atas bernama Diva menjalani kehidupan ganda. Di luar dari dunia kerjanya yang berlenggak-lenggok di atas catwalk, Diva dikenal sebagai perempuan panggilan dengan tarif termahal. Di mata Diva, semua orang sebenarnya adalah pelacur. Ia memilih dengan sadar untuk melacurkan tubuhnya sendiri. Namun, ia tetap menjaga hartanya yang paling berharga, yakni hati dan pikirannya. Meski bayarannya mahal, klien-klien Diva seperti terbius dan tergila-gila olehnya. Mereka amat menikmati mengobrol bersama Diva yang selalu bicara jujur dan apa adanya. Sebaliknya, Diva tidak mempedulikan satu pun dari mereka. Satu-satunya pria yang ia hadapi dengan perasaan hanyalah seorang pemuda bernama Gio. Ternyata, bagi Gio, Diva adalah cinta pertama dan cinta matinya.

Di dunia maya, seorang tokoh cyber dengan julukan Supernova menjadi penghubung kehidupan mereka yang seolah terpisah-pisah. Supernova memiliki jaringan newsletter yang disebut sebagai “Taman Kanak-kanak Kehidupan”. Kehadiran Supernova dalam kolom obrolan selalu ditunggu. Perspektifnya yang menyegarkan tentang hidup dan istimewa menjadi jawaban yang dicari-cari banyak orang. Termasuk Rana.

Di sisi lain cerita, hubungan Rana dan Ferre semakin terpojok. Rana tidak berani meninggalkan pernikahan yang sudah ia jalani. Tanpa ia tahu, suaminya, Arwin, diam-diam mengetahui hubungannya dengan Ferre. Setelah akhirnya berkonsultasi dengan Supernova, Arwin menyikapi isu perselingkuhan istrinya dengan cara yang tidak terduga. Hal itu justru mengagetkan Rana dan membuatnya berbalik kembali pada Arwin.

Pada akhirnya, Ferre mendarat di titik kritis. Trauma masa kecilnya kembali menyeruak tanpa ampun. Rahasia yang ia pendam sekian lama akhirnya harus kembali ia hadapi. Ferre, sebagai Kesatria, harus menghadapi pengkhianatan Rana, Sang Puteri. Ia harus menghadapi kenyataan bahwa Puteri tidak bisa kembali bersama Kesatria. Dan, apakah Bintang Jatuh kali ini akan muncul menjadi penyelamatnya, atau penghancurnya?

Kembali pada penulis cerita, Dimas dan Reuben pun harus menghadapi kemungkinan lain. Bagaimana kalau ternyata mereka pun bagian dari plot yang mereka susun? Siapa sesungguhnya yang menulis siapa? Jejaring Supernova akan membuktikannya.

REVIEW

Premis yang diberikan oleh novel ini cukup jelas: kisah cinta berbalut teori saintifik. Di awali dengan kisah cinta tidak biasa dua orang laki-laki dengan latar belakang yang berbeda (Dimas dan Reuben), Dee mencoba untuk memasukkan perspektif baru di zamannya. Kisah cinta sesama jenis, pada era 2000-an menjadi satu hal yang tabu, dan Dee berusaha mendobrak kebiasaan yang ada. Kemudian, ia memasukkan perspektif baru dengan melapisi kisah Dimas dan Reuben dengan ikrar mereka untuk membuat karya bersama dan memunculkan tokoh baru.

Dalam novel ini, dapat ditemui banyak teori yang bagi sebagian orang bukan hal yang menyenangkan untuk dibaca. Teori mekanika kuantum, kucing Schrödinger, bahkan teori butterfly effect mewarnai perjalanan cerita yang dibuat Dimas dan Reuben. Dee memasukkan implementasi teori-teori tersebut dalam kisah cinta berlapis. Mulai dari bagaimana teori chaos itu mempengaruhi keabadian, hingga teori lain yang menurut penulis kurang relevan dan sedikit dipaksakan.

Seperti halnya karya lain, novel ini juga memiliki kekurangan serta kelebihan. Jika penulis mulai dari kelebihannya, ini semata-mata karena premis yang ditawarkan oleh Dee. Premis yang berhubungan dengan teori saintifik. Selain itu, gaya bercerita Dee yang mengalir, membuat pembaca ikut terhanyut dalam setiap kata-katanya. Detail teori, bahkan hingga deskripsi tempat yang detail terasa cukup nyata sehingga membuat pembaca dapat ikut dalam theater of mind yang ingin diciptakan Dee lewat tulisannya. Sebuah catatan bagus juga untuk Dee, karena ia memberikan indeks/glosarium beberapa kata ilmiah yang ada di bagian terakhir novelnya. (Untuk buku cetakan terbarunya, penulis tidak tahu apakah indeks ini masih dipertahankan atau tidak).

Namun, di sisi lain, terdapat beberapa kelemahan yang cukup terlihat. Diawali dari banyaknya tokoh yang diperkenalkan oleh Dee di buku pertamanya ini. Tidak semua pembaca dapat mengenal dan memahami karakter yang cukup banyak dalam satu buku. Hal ini karena karakter tersebut masih belum menunjukkan keterkaitannya satu sama lain terkecuali hubungan Dimas dan Reuben dengan tokoh yang diciptakan oleh mereka berdua. Selain itu, seperti yang sudah disebutkan penulis di awal, terdapat beberapa teori saintifik yang memiliki kesan “dipaksakan” dengan kondisi kisah cinta yang ada. Bahkan, untuk pembaca baru Supernova, teori saintifik inilah yang akan menjadi celah bagi mereka untuk tidak meneruskan membaca, karena akan terasa membosankan. Ditambah, jalinan cerita antar karakter yang belum nampak akan membuat jalan cerita terasa lambat dan membingungkan.

Penulis: Ratih Kusumawardhani
Lebih baru Lebih lama