Aksi Massa #KawalPutusanMK di Yogyakarta Berjalan Damai

Aksi Massa #KawalKeputusanMK di Yogyakarta Berjalan Damai


Aksi Massa Jogja Memanggil

Sumber : Sania


Yogyakarta, Kliring.com - Kamis, (22/08/2024) dilaksanakan Aksi Massa Jogja Memanggil #KawalPutusanMK. Aksi ini dilaksanakan di tiga titik, yaitu di depan Gedung DPRD Yogyakarta, di depan Istana Kepresidenan, dan di Kawasan Titik 0 Yogyakarta. Hal ini merupakan bentuk penolakan masyarakat terhadap pengesahan RUU Pilkada oleh DPR RI. Ribuan massa aksi terdiri dari seluruh lapisan masyarakat Yogyakarta, mulai dari mahasiswa dari berbagai universitas hingga berbagai lembaga dan organisasi. 


Persiapan di Kampus

Massa yang merupakan mahasiswa UPN “Veteran” Yogyakarta dikumpulkan di depan Auditorium dan dibriefing terlebih dahulu. “Kami sudah menyiapkan pita yang akan menjadi identitas mahasiswa UPN di aksi nanti,” ujar Fuad yang menjadi Koordinator Lapangan UPN “Veteran” Yogyakarta. 


Saat itu juga hadir Dr. Hendro Widjanarko sebagai Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan memberikan pesan kepada mahasiswa UPNYK yang turun ke jalan “Kita tetap jaga nama UPN, tidak usah meneriakkan yang ga pas dan harus kondusif, 140 orang yang datang harus 140 orang juga yang pulang. Tidak apa-apa menyuarakan aspirasi tetapi caranya tetap menjaga nama kampus.” tegasnya. ”Bukan masalah dukung mendukung, mahasiswa harus menyampaikan aspirasi harus tepat, elegan, jangan termakan provokator,” tambahnya.


Saat semua sudah siap, pukul 09.25 WIB, mahasiswa UPN yang menjadi massa aksi mulai bergerak menuju titik kumpul. Puluhan kendaraan motor mahasiswa melakukan konvoi bersama secara rapi menuju Lapangan Parkir Abu Bakar Ali.


Foto: Sania


Aksi Massa di Yogyakarta

Awalnya seluruh massa dikumpulkan di Lapangan Parkir Abu Bakar Ali sebagai titik kumpul awal. Hingga pukul 11.16 WIB, massa aksi sudah mulai bergerak dari Lapangan Abu Bakar Ali menuju Gedung DPRD Yogyakarta. Seruan “Demokrasi!”, “Hidup Mahasiswa!”, “Ganyang Jokowi!” menggema di sekitar Jalan Malioboro. Tak hanya itu, massa aksi juga mulai meneriakkan lagu-lagu nasional seperti Indonesia Raya, Bagimu Negeri, dan Indonesia Pusaka. Selain lagu nasional, dinyanyikan pula lagu Buruh Tani. Terlihat juga massa aksi membentangkan kertas yang bertuliskan kritik terhadap pemerintah saat ini seperti, “Singkat Padat Raja Jawa”, “Jan Ethes, Are You Ready?”, “Londo Ireng Dilarang Masuk”, “Kita Kubur Sampai Mati”, dan kritikan terhadap Pemerintahan Jokowi yang lain.


Pukul 11.30 WIB, barisan aksi sudah sampai di depan Gedung DPRD Yogyakarta. Saat itu juga, dari berbagai pihak menyampaikan orasi mereka di depan massa aksi. “Mahasiswa adalah generasi bangsa yang akan memimpin negeri ini, maka jangan sampai kita seperti mereka yang ada di dalam sana (Gedung DPRD),” ucap salah satu pemberi orasi. Ricuh suara massa aksi mengikuti selesainya ucapan tersebut. 


Pukul 11.45 WIB longmarch dilanjutkan dari Gedung DPRD Yogyakarta menuju Istana Kepresidenan Yogyakarta. Teriakan-teriakan masih menggema di antara barisan massa aksi. Pukul 12.15 WIB massa telah sampai di depan Istana Kepresidenan Yogyakarta. Bahkan makin ramai seruan yang berasal dari Perkumpulan PKL se-Yogyakarta. Kericuhan sempat hampir terjadi di sini saat orasi tengah dilakukan, massa aksi terbawa suasana dan hampir saja menuju pintu Istana Kepresidenan Yogyakarta. Namun, koordinator lapangan aksi secara tegas memperingatkan massa aksi untuk kembali tenang. Ia menegaskan bahwa aksi ini adalah aksi damai dan menegaskan untuk duduk kembali. Setelah kejadian tersebut terlihat puluhan polisi mulai merapatkan barisannya di depan gerbang Istana Kepresidenan Yogyakarta. 


Sekitar pukul 13.30, Kilometer 0 Yogyakarta sudah dipenuhi oleh massa aksi. Orasi tetap dilanjutkan oleh perwakilan dari berbagai universitas seperti, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta. Di Kilometer 0 ini pula dilaksanakan teatrikal dan pernyataan sikap. Salah satu perwakilan dari BEM KM UPNYK, yaitu Lailatul Fadhilah Jamil membawa dan membacakan sebuah puisi. “Jokowi suci Jokowi baik Jokowi tak pernah salah, demikianlah mantranya tertulis. Tiap jiwa yang membaca akan terhipnotis, matanya gelap menjadi buta tak dapat melihat cawe-cawe rakyat yang ia beri suara, mulutnya gelap menjadi bisu menjadi diam sedang RUU sialan tinggal mengetuk palu,” Penggalan dari puisi “Reformati” yang dibacakan oleh Lailatul.


Salah satu perwakilan dari UGM juga menyerukan orasinya, ”Saya sebagai mahasiswa UGM merasa malu melihat senior-senior kami di atas sana, dan disini kita rakyat Jogja kembali berkumpul dan musuh kita selalu sama yaitu Jokowi. Oleh karena itu, percaya pada saya, perjuangan kita hari ini tidak hanya untuk RUU PILKADA ; masih akan ada cara lain untuk para penjahat melakukan kejahatannya. Para penjahat, jika diberikan kekuasaan bukan memberi kesejahteraan kepada rakyat, tetapi akan mencuri dari rakyat.”


Tim Reporter BPPM Kliring sempat mewawancarai salah satu massa aksi, yaitu Atmaja dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIPOL) Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia mengemukakan motivasinya mengikuti aksi ini, “Motivasi saya untuk mengikuti aksi ini karena berawal dari materi perkuliahan mengenai demokrasi, tetapi ketika melihat negara sendiri (saya merasa) miris karena tidak sesuai dengan apa yang diajarkan. “Misalnya, sebagai mahasiswa FISIPOL saya melihat manuver-manuver Jokowi saat ini banyak intervensi ke ranah hukum dan konstitusi yang tidak sesuai, apalagi yang terlihat paling jelas adalah nepotisme,” tambahnya. Ia juga menyampaikan harapannya, “Sebagai seorang mahasiswa, aksi ini dapat dijadikan sebagai tempat pembelajaran dan sebagai praktik kita berdinamika dalam gerakan-gerakan sosial. Semoga aksi ini dapat memantik aksi-aksi di berbagai daerah sehingga dapat secara bersama menolak nepotisme Jokowi dan berani menjadi oposisi menolak politik dinasti terwujud.”


Seluruh rangkaian Aksi Massa ini berjalan damai tanpa ada kericuhan. Sekitar pukul 16.00, massa aksi sudah mulai membubarkan diri secara rapi menuju Lapangan Parkir Abu Bakar Ali. Aksi #KawalPutusanMK dilaksanakan di beberapa kota di Indonesia. Aksi ini diharapkan dapat menyuarakan keresahan masyarakat terhadap pengesahan RUU Pilkada oleh DPR RI. Hingga saat, ini sudah ada pernyataan bahwa RUU Pilkada batal dilaksanakan pada 22 Agustus 2024. Namun, lapisan masyarakat masih akan terus mengawal keputusan tersebut hingga menang. 


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama