Perspektif Organisasi yang Ideal


Organisasi secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu organon, yang memiliki arti alat. Secara terminologi, organisasi dapat diartikan sebagai sebuah wadah dari hasil kesepakatan bersama yang mengantarkan pada tujuan bersama. Sebagai sebuah wadah, organisasi menjadi alat bagi anggota-anggotanya untuk mencapai tujuan organisasi yang merepresentasikan tujuan mereka bersama, sehingga mereka harus mampu bekerja sama dengan baik antara satu sama lainnya.

Kerja sama adalah landasan fundamental bagi sebuah organisasi dalam mengorganisasikan organisasinya, sehingga sangatlah mustahil apabila suatu organisasi ada tanpa adanya kerja sama antar anggotanya. Bentuk kerja sama tersebut pun bermacam-macam di dalamnya, baik bersifat kolaboratif maupun kompetitif. Karena itulah pembagian peran dan tugas sangatlah penting untuk membangun pola kerja sama yang efektif dalam menjalankan organisasi. Dalam prakteknya, tak jarang terdapat kendala dan hambatan dalam menjalankan roda organisasi. Hal tersebut merupakan sesuatu yang lumrah dalam dinamika organisasi sehingga dituntut inovasi dan kreativitas para anggotanya agar mampu menghasilkan sebuah solusi untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan organisasi.

Rangkaian peran sebagai buah dari kerja sama akan membentuk suatu sistem koordinasi di dalam organisasi. Keefektifan dalam sistem koordinasi akan mengantarkan organisasi pada tujuannya secara efektif. Maka, tepat apabila dikatakan organisasi sebagai sebuah jasad dan koordinasi sebagai ruhnya. Dalam proses koordinasi, perlu adanya sebuah pedoman dan aturan dalam mengawal dan membimbing proses koordinasi. Tidak sesuainya proses koordinasi dapat berakibat fatal bagi organisasi karena sebagai sebuah sistem yang saling terkait, kesalahan sedikit saja dalam koordinasi akan sangat berdampak pada kerja organisasi. Seringkali terjadi missed communication dalam koordinasi yang biasa disebabkan oleh human error. Oleh karena itu, pedoman dan aturan menjadi sangat penting untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan tersebut karena tak jarang permasalahan-permasalahan tersebut yang awalnya dianggap sepele dapat menjadi permasalahan yang besar apabila tidak segera diselesaikan.

Membahas organisasi yang ideal merupakan suatu keharusan, karena setiap sesuatu memiliki bentuk idealnya masing-masing. Kata ideal itu sendiri berlawanan dengan kata real sehingga kata ideal dapat diartikan keadaan yang sangat sesuai dengan yang dicita-citakan atau diangan-angankan atau dikehendaki. Berdasarkan arti tersebut, organisasi yang ideal dapat dipahami sebagai organisasi yang sesuai dengan yang dicita-citakan atau dikehendaki. Tidak ada yang dikehendaki dari suatu organisasi kecuali tercapainya tujuan organisasi yang mampu memuaskan setiap anggotanya.

Namun, dalam prosesnya seringkali terjadi conflict of interest karena isi kepala setiap orang tidak selalu sama sehingga perbedaan pandangan merupakan hal yang wajar sebagai dinamika organisasi. Selanjutnya, ragam perbedaan pendapat dapat dipahami sebagai kekayaan intelektual yang dapat memperlebar sudut pandang organisasi dalam melihat permasalahan sehingga terciptalah ragam solusi yang fleksibel dan efektif. Oleh karena itu, keterbukaan merupakan dasar yang penting untuk terciptanya perubahan yang lebih baik. Keterbukaan itu dapat berupa keterbukan (transparansi) kerja organisasi dan keterbukaan pemikiran.

Setiap organisasi pasti memiliki perspektif mengenai bentuk idealnya masing-masing sehingga menciptakan harapan sekaligus menjadi target keberhasilan bagi organisasi tersebut. Namun bentuk ideal itu hanya akan menjadi angan-angan ketika tidak mampu direalisasikan. Walaupun secara harfiah, ideal dan real adalah dua kata yang bermakna bertentangan, tetapi dalam prakteknya keduanya saling melengkapi, sebab bentuk ideal yang benar harus relevan dengan kondisi realitas sehingga dapat direalisasikan.

Relevansi bentuk ideal terhadap realitas sangatlah penting sebagai paradigma organisasi yang progresif sehingga organisasi tersebut mampu memberikan kontribusi yang bermanfaat di setiap zamannya. Maka bagian tersulitnya adalah bagaimana langkah yang tepat untuk merealisasikan bentuk ideal tersebut. Untuk itu diperlukanlah kerangka kerja yang berisi cakupan target jangka pendek sekaligus jangka panjang. Target jangka pendeknya adalah langkah realistis yang mengantarkan pada target jangka panjang yaitu organisasi yang ideal, sehingga organisasi harus berorientasi pada prosesnya (process oriented), bukan pada hasil (product oriented) semata.

Organisasi yang process oriented akan lebih fleksibel dalam menghadapi perkembangan zaman karena ia berangkat dari permasalahan realitas untuk kemudian menghasilkan solusi alternatif dalam kerangka idealisme organisasi sehingga tercapailah tujuan organisasi. Relevansi metode menjadi prioritas utama untuk dapat memberikan dampak positif terhadap perubahan zaman, bukannya lenyap oleh kemajuan zaman. Orientasi tersebut lebih objektif, apabila melihat permasalahan yang ada sehingga solusi yang dihasilkan tepat sasaran.

Adapun organisasi yang product oriented akan selalu menuntut perubahan zaman sesuai dengan keinginannya sehingga hasil yang didapat mestinya sesuai dengan yang diharapkan, padahal perubahan zaman sangatlah sulit untuk diprediksi apalagi dikendalikan. Maka capaian yang didapat akan sulit untuk sesuai dengan harapan mereka. Organisasi yang seperti itu akan melihat masalah baru di setiap permasalahannya bukan malah menghasilkan solusi dari setiap permasalahan yang dihadapi.

Apabila dilihat dari sudut pandang historis, adanya organisasi merupakan bukti kemajuan peradaban manusia. Dalam evolusi peradaban manusia, organisasi muncul sebagai kesadaran bahwa manusia itu adalah makhluk social yang memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga mereka perlu saling bekerja sama untuk melengkapi kebutuhannya masing-masing. Hal tersebut tergambar pasca zaman berburu, yaitu pada zaman bercocok tanam (agriculture) dimana pada saat zaman berburu, para manusia belum memiliki struktur kepemimpinan dan pembagian tugas tetapi pada zaman bercocok tanam manusia mulai memiliki struktur kepemimpinan yang sederhana dan adanya pembagian tugas.

Mencari perspektif ideal dari sebuah bentuk organisasi merupakan perjalanan intelektual dalam membangun peradaban manusia ke arah yang lebih baik. Apalagi adanya organisasi merupakan hasil kesadaran manusia untuk saling bersosial sehingga organisasi merupakan sesuatu yang inheren bagi manusia. Adapun permasalahan sulitnya merealisasikan idealisme ke realitas merupakan permasalahan sama yang dihadapi di setiap zaman, sehingga diperlukan relevansi metodologi untuk dapat mewujudkannya. Bentuk ideal itu sendiri tidaklah muncul dari ruang yang kosong yang akhirnya hanya menjadi angan-angan belaka, tetapi ia muncul dari permasalahan realitas yang ada sebagai sebuah harapan untuk perubahan masa depan yang lebih baik.


Penulis: Diauthoriq Husain
Lebih baru Lebih lama