Investasi Solusi Financial Anxiety Saat Mengalami Quarter-Life Crisis

 


Setiap manusia mengalami masa peralihan dari fase anak-anak, remaja, dan dewasa. Setiap peralihan membawa tantangan yang harus dihadapi guna memantaskan diri untuk menjadi seseorang. Setiap manusia memiliki tantangannya sendiri guna mencapai apa yang mereka inginkan. Tetapi realitanya masyarakat menaruh stereotip setiap beranjak ke fase berikutnya harus ada sesuatu yang dicapai seperti pada saat beranjak dewasa. Seorang remaja akhir yang akan beranjak dewasa dihantui dengan harus mengenali dirinya dan mempersiapkan kemungkinan di masa depan. Menjadi dewasa dikelilingi dengan keharusan menjadi berguna, berpenghasilan tinggi, berkeluarga, dan masih banyak lagi. Dalan fase peralihan tersebut seseorang yang khawatir dan cemas akan kehidupannya kedepannya sedang mengalami Quarter-life crisis.

Quarter-life crisis adalah fenomena yang dirasakan oleh seseorang yang berada di usia 18-30 tahun. Fenomena dalam masyarakat tersebut didukung dengan survei yang dikutip oleh gumtree.com dalam theguardian.com tahun 2011 bahwa 86% dari 1.100 remaja akhir mengaku merasa di bawah tekanan untuk bisa berhasil dalam hubungan, keuangan, dan pekerjaan sebelum usia 30 tahun. Dua dari lima orang setuju bahwa tekanan terbesar adalah keuangan. Dalam penelitian lain yang diadakan oleh Northwestern Mutual pada tahun 2018 yang menghasilkan kesimpulan bahwa uang merupakan penyebab stres utama sebesar 44% suara dibanding dengan hubungan dan pekerjaan. 7 dari 10 responden (68%) mengalami kecemasan, ketidakpercayadirian, dan ketakutan dengan masalah finansial. Kekhawatiran tersebut lebih dikenal sebagai financial anxiety.

Financial anxiety dapat terjadi pada siapa saja dan dalam kondisi apapun. Penyebab dan dampak bagi setiap orang juga berbeda-beda. Ada yang merasakan kekhawatiran hingga tidak dapat melakukan kegiatan sehari-harinya, tetapi ada juga yang sekedar kekhawatiran yang datang dan pergi. Dalam wawancara secara mendalam pada 10 responden menghasilkan kesimpulan bahwa penyebab kekhawatiran finansial tersebut pada remaja akhir adalah belum memiliki penghasilan, merasa menjadi beban orang tua, perilaku boros dan minimnya pengetahuan keuangan.

Sepuluh responden yang diwawancarai berpandangan bahwa financial anxiety yang mereka rasakan akan segera terlewati dan teratasi. Hal ini tentu bukan hal yang akan terlewati begitu saja. Harus ada langkah awal untuk mengatasi perasaan tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan Dr. C. Ambar Pujiharjanto, ME, financial anxiety bukan hal yang mudah dan juga cepat, perlu direncanakan dari awal dan juga konsisten atau perasaan tersebut dapat menggiring seseorang ke hal yang lebih ekstrim. Harus ada solusi yang dihasilkan guna menyelesaikan atau setidaknya mengurangi financial anxiety seseorang sedari dini.

Menurut Dr. C. Ambar Pujiharjanto, ME, hal awal untuk mengatasi financial anxiety adalah melakukan perencanaan dana dan pengelolaan dana dengan baik. Seseorang dapat membagikan dana mereka berdasarkan kebutuhan masa kini dan masa depan. Kebutuhan masa depan berkaitan dengan tabungan dan investasi. Tabungan merupakan sisa dana seseorang sedangkan investasi adalah penundaan penggunaan dana untuk masa depan. Penundaan penggunaan dana untuk masa depan berartikan seseorang mempersiapkan diri untuk kondisi apa saja yang akan datang dalam hidupnya. Selain itu dengan investasi dalam jangka panjang seseorang akan mendapatkan laba. Jadi persiapan dana untuk masa depan dapat membawa seseorang kedalam financial freedom.

Pernyataan Ambar Pujiharjanto sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Penelitian tersebut merupakan uji coba investasi pada 10 responden yang memenuhi kriteria terutama merupakan remaja akhir. Para responden diwawancarai sebelum dan sesudah melakukan pelatihan dengan topik pertanyaan yang sama. Penelitian tersebut membuahkan hasil bahwa dengan melakukan investasi kepercayaan diri meningkat karena telah melakukan suatu langkah untuk mencoba menyelesaikan financial anxiety. Dengan terjun langsung kedalam dunia investasi secara tidak langsung telah melakukan pengelolaan dana dan perencanaan dana karena harus memilih kebutuhan seseorang. Dalam penelitian tersebut juga membuahkan hasil bahwa yang terpenting adalah mulai untuk belajar keuangan dan berani untuk mengambil langkah. Keutamaan dari mengatasi permasalahan keuangan bukanlah dari bagaimana cara menghasilkan uang sebanyak-banyaknya tetapi bagaimana mengelola keuangan dengan baik untuk masa kini dan masa depan.

Walaupun financial anxiety tidak langsung terselesaikan tetapi penting bagi remaja akhir yang merasakan quarter-life crisis mengambil langkah keuangan yang bisa mereka lakukan terlebih dahulu. Saat ini investasi sudah bisa dilakukan oleh siapa saja. Hal ini juga didukung oleh data Bursa Efek Indonesia (BEI) per 29 Januari 2021 terjadi peningkatan yang didominasi oleh investor muda (dibawah 25 tahun) sebesar 48% dari total peningkatan jumlah investor di semua usia. Hal ini dapat diartikan bahwa remaja akhir sudah bisa melakukan investasi dan investasi dapat dijadikan salah satu opsi untuk mengatasi financial anxiety yang mereka rasakan. (Syallomitha, dkk)

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama