Indonesia saat ini berada dalam situasi yang cukup
berat bahkan berat, dimana serangan virus Covid-19 sudah mulai masuk ke Indonesia. Presiden Indonesia Bapak Ir. Joko
Widodo pada tanggal 2 maret 2020 mengkonfirmasi 2 kasus
pertama masyarakat Indonesia yang terjangkit Covid-19 ini. Virus ini sudah
menyebabkan kematian ratusan penduduk di Indonesia. Oleh
karena itu, pencegahan
demi pencegahan terus dilakukan pemerintah agar
virus ini tidak semakin menyebar luas. Pencegahan sudah dijalankan, salah satunya yaitu diberlakukan bagi Instansi pendidikan (tingkat SD, SMP, SMA sederajat maupun tingkat Perguruan
Tinggi). Kebijakan ini
dilakukan dengan meniadakan kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka dan
diganti dengan KBM secara tidak tatap muka atau bisa disebut
dengan sistem daring (dalam jaringan), setidaknya dengan adanya kebijakan ini, kita dapat memutus
rantai penyebaran covid-19. Untuk jenjang SD dan SMP, kebijakan KBM online sulit
untuk diterapkan,
tetapi untuk tingkat SMA dan perguruan tinggi sudah diterapkan
walaupun masih banyak kendala.
Kasus Covid-19 untuk pertama kalinya terjadi di Indonesia pada tanggal 2 maret 2020, sedangkan UPN “Veteran” Yogyakarta
dan beberapa kampus lainnya memberlakukan kuliah daring mulai tanggal 16 Maret
2020. Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Yogyakarta mengeluaran Surat Edaran Rektor, Nomor:
9/UN62/SE/TA.05.14/2020 tentang kesiapsiagaan dan pencegahan Covid-19 (Corona
Virus Disease-19). Di dalam surat ini terdapat poin di mana untuk pelaksanaan
perkuliahan terhitung sejak hari Senin tanggal 30 Maret ( setelah UTS Semester
Genap 2019/2020) hingga berakhirnya Semester Genap Tahun Akademik 2019/2020,
mengubah Kegiatan Belajar Mengajar (KMB) dalam bentuk kuliah tatap muka menjadi
Pembelajaran Dengan Tanpa Tatap Muka (PTTM) yang prinsipnya kegiatan KMB tanpa
kehadiran mahasiswa.
Teknik pelaksanaan PTTM diserahkan kepada masing-masing dosen dan tetap
berkoordinasi dengan fakultas dan jurusan.
Kuliah sistem daring yang dilaksanakan di UPN “Veteran”
Yogyakarta ini menggunakan berbagai media, baik itu antara mahasiswa dengan
dosen bisa berdiskusi (audio/video) maupun hanya dengan chat (obrolan) tertulis.
Sistem kuliah daring ini cukup menimbulkan pro dan kontra. Ada berbagai
hambatan yang dihadapi mahasiswa dalam pelaksanaan kuliah ini. Hambatan pertama
yang dihadapi adalah akses internet. Walaupun pihak
UPN “Veteran” Yogyakarta sudah mengeluarkan Surat Keputusan Nomor: 336
-03/UN6/2020 tentang Keputusan Bantuan Kepada Mahasiswa. Dimana diputuskan
bahwa bantuan untuk mahasiswa UPN “Veteran” Yogyakarta untuk mendukung
pembelajaran daring demi pencegahan penyebaran virus corona berupa Paket Data
Telkomsel dengan pola kerjasama antara Universitas dengan pihak Telkomsel
senilai 60rb/20GB/Mahasiswa/Bulan dengan tidak membedakan mahasiswa sesuai
kelompok UKT maupun mahasiswa Bidik Misi.
Walaupun sudah diberi kemudahan oleh pihak kampus, tetapi cukup atau tidaknya 20GB/bulan ini sifatnya
relatif. Mungkin saja ada beberapa mahasiswa yang
merasa
lebih dari cukup, tetapi bisa saja ada mahasiswa dengan kuota gratis ini
justru malah disalah gunakan. Tidak dimaksimalkan untuk kuliah daring, tetapi digunakan untuk hal yang lain dan habis sebelum satu bulan. Hal tersebut
juga akan menjadi suatu
pemborosan. Ditambah lagi kebanyakan mahasiswa saat
ini memilih untuk pulang ke daerah asal, sehingga menimbulkan beberapa hambatan
tentang masalah jaringan internet. Tidak
semua daerah tempat tinggal mahasiswa mempunya akses internet yang selalu
stabil. Ada beberapa kasus yang dialami oleh mahasiswa tentang betapa susahnya
jaringan internet di daerahnya. Indah Etika Sari mahasiswa jurusan
ekonomi pembangungan merupakan
salah satu yang mengungkapkan keluhan tersebut. Perkuliahan yang dahulu dilakukan dengan cara
tatap muka dan sekarang diganti dengan kuliah daring ternyata memiliki dampak bagi mahasiswa.
“Di daerah saya memang jaringan internetnya susah,
saya pernah sampai naik ke atas lemari agar mendapatkan sinyal. Terkadang saya
juga harus keluar rumah terlebih dahulu, waktu itu pernah ada kuliah dan
ternyata sinyal jaringannya jelek saya bela-belain hujan-hujanan sampai ke masjid untuk mencari sinyal” ujarnya. Permasalahan mengenai
kuliah daring ini bukan hanya dialami oleh Indah Etika Sari saja, tetapi ada
beberapa mahasiswa lain yang merasa kesusahan dengan masalah yang hampir sama.
Di samping itu, ketika mahasiswa
hanya menjalankan kuliah daring seperti ini, dosen juga akan kesulitan memantau
apakah mahasiwa tersebut mengikuti perkuliahan online sampai waktu selesai
atau tidak.
Jika pelaksanaan kuliah online dilaksanakan
dengan sistem audio/video seperti aplikasi zoom, hal ini dinilai
cukup efektif bila
dosen menjelaskan secara langsung dan lebih rinci tentang materi saat itu.
Sistem ini seperti perkuliahan biasa tetapi menggunakan media online. Tetapi hal ini juga bisa menimbulkan beberapa persoalan
seperti suara-suara yang saling bersautan atau kurang jelas didengar, atau
mahasiwa yang dipertengahan kuliah akses internet buruk sehingga terputus
tiba-tiba. Hal-hal seperti akan menyebabkan beberapa mahasiwa kurang paham akan
apa yang sudah dipaparkan oleh dosen. Jika pelaksanaan kuliah online
menggunakan chat (obrolan) tertulis saja,
dengan aplikasi classroom ataupun whatsApp juga akan menimbulkan berbagai permasalahan. Ketika ada
sesi tanya jawab, ada mahasiswa yang menjawab hanya karena ingin menambah nilai
dengan mencari jawaban di internet saja, tanpa melihat ataupun mempelajari
kembali apa yang sudah ia jawab. Hal ini tentu saja akan berdampak pada pola pikir
mahasiswa yang ingin instan saja. Selain
itu juga berakibat pada tingkat kreatifitas
mahasiswa yang akan menurun untuk memecahkan ataupun menjawab pertanyaan serta
permasalahan
yang diberikan oleh dosen.
Selain itu ada beberapa dosen yang
belum siap dalam pelaksanaan kuliah daring. Masih terdapat
kesimpangsiuran dalam memberikan informasi kepada
mahasiswa tentang sistem yang akan digunakan untuk menyampaikan materi. Hal
ini berakibat terhadap adanya beberapa mahasiswa yang
masih bingung tentang penyampaian materi oleh dosen. Dan menganggap materi yang
diberikan tidak tepat diterapkan dalam aplikasi yang digunakan oleh dosen
tersebut. Permasalahan-permasalahan inilah yang sampai saat ini masih
dirasakan oleh beberapa mahasiswa.
Pemahaman antar mahasiswa terhadap materi yang disampaikan oleh dosen
memang berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Tetapi dengan metode, teknik,
dan aplikasi penyampaian materi yang tepat setidaknya mampu ditangkap dan
diterima dengan mudah oleh sebagian besar mahasiswa.
Ada juga dosen yang mengganti kuliah hanya dengan
memberikan tugas kepada mahasiswa. Dengan tugas yang banyak dan deadline yang menurut mahasiswa terlalu
singkat. Tugas-tugas yang diberikan oleh dosen
tersebut juga akan berdampak bagi mahasiswa, karena mata kuliah bukan hanya
satu saja. Dan tidak bisa dipungkiri bahwa dosen dengan mata kuliah lain juga
memberikan tugas di waktu yang bersamaan. Tugas-tugas yang bisa dibilang saat
ini lebih banyak daripada waktu kuliah tatap muka. Tingkat stress mahasiswa
juga akan naik, hal ini mungkin akan mengakibatkan imun di dalam tubuh menurun
karena kondisi fisik dan psikis yang tertekan. Seperti yang tertulis di atas,
adanya intruksi kuliah online
ini akan menyebabkan mahasiswa yang merantau pulang ke kampung halaman
masing-masing. Tetapi bukankah hal ini justru
menambah resiko bertambahnya
penyebaran virus Covid-19 ?
Permasalahan Covid-19 memang cukup sensitif, dimana pihak kampus
mengganti kuliah tatap muka menjadi daring. Serta para keluarga mahasiswa yang
menginginkan anaknya untuk pulang, karena melihat situasi yang saat ini
terjadi. Oleh karena itu, pihak UPN “Veteran” Yogyakarta mengeluarkan suatu Formulir
Pemantauan Kesehatan kepada Sitivis Akademika dan Pegawai. Dimana Sitivis
Akademika dan pegawai yang akan keluar/kembali selama wabah virus corona wajib
mengisi formulir saat akan berangkat keluar atau kembaki ke Yogyakarta. Adanya larangan untuk masuk area kampus sekarang ini juga
merupakan salah satu tindakan pencegahan dari pihak kampus.
Pencegahan penularan Covid-19 bagi mahasiswa yang
pulang ke daerah asal tergantung seberapa pedulinya dia untuk menjaga
lingkungan dan keluarganya.
Mahasiswa yang
pulang ke daerah asalnya harus memiliki inisiatif untuk mengkarantina diri
sendiri secara mandiri untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu
melihat Yogyakarta termasuk zona merah penyebaran Covid-19, maka diperlukan pemeriksaan dan pendataan ke fasilitas kesehatan terdekat, hal ini sangat penting dilakukan
terutama yang memiliki gejala-gejala seperti Covid-19. Jadi untuk penanganan kuliah online ini perlu disiapkan
lagi sistem yang lebih efektif untuk dijalankan mahasiswa maupun dosen. Bagi
mahasiswa sendiri juga harus lebih mempersiapkan diri lagi untuk beradaptasi
akan perubahan situasi kegiatan perkuliahan.( Chandra Oktavia dan
Ruliana Junita F )
Editor : Dinobella Ade A
Posting Komentar