Mengolah Energi Positif Selama Pandemi

 


Kepanikan dan ketakutan yang terjadi diikuti dengan berita yang beredar luas di berbagai media menambah kekhawatiran masyarakat akan pandemi. Terdapat jutaan korban jiwa di seluruh dunia, bahkan telah mencapai lebih dari seratus ribu orang terjangkit virus COVID-19 di Indonesia. Ketakutan mengakibatkan keadaan mental terganggu, sedangkan di situasi seperti ini kondisi mental yang baik sangat dibutuhkan untuk membentuk imun tubuh yang baik pula. Maka dari itu, menjaga mental diperlukan dengan cara melakukan hal-hal positif untuk diri sendiri dan menyebarkan energi positif pada lingkungan.


Bosan karena aktivitas selama pandemi yang monoton termasuk wajar. Namun, hal ini bukan menjadi hambatan untuk tidak melakukan aktivitas produktif lainnya. Seperti menggali potensi diri dan melakukan hal-hal baru yang mungkin sebelum adanya pandemi belum sempat dilakukan karena keterbatasan waktu. Tidak perlu memulai dengan langkah yang terlalu rumit, tetapi melalui hal-hal kecil asalkan dilakukan dengan serius dan pasti. Setelah potensi diri berhasil ditemukan, asah dan evaluasi terus bagian yang perlu diperbaiki.


Waktu luang bisa dihabiskan bersama keluarga dengan cara saling mengobrol atau berbagi cerita. Banyak pelajaran yang dapat diambil serta saling mendukung baik dilakukan di situasi seperti ini. Berolahraga bersama juga bisa menambah harmonisasi antar anggota keluarga. Selain itu, tubuh menjadi lebah sehat. Tubuh sehat inilah yang menjadi salah satu cara untuk membangun imun yang baik untuk melawan virus.


Selain hal-hal di atas kita bisa menyalurkan energi positif ke orang lain melalui media sosial. Berinteraksi dengan pengguna lain asalkan tidak menganggu privasi, bisa mengurangi rasa stres selama di rumah saja. Akan tetapi, dalam situasi sekarang ini media sosial yang seharusnya digunakan untuk menyalurkan energi positif ke orang lain justru disalahgunakan oleh beberapa pihak. Seperti menyebarkan berita bohong dan tidak bermanfaat, sedang mereka bukan ahli di bidangnya. Dengan merebaknya berita bohong tentu menambah keresahan masyarakat. Boleh berpendapat atau berbagi informasi di sosial media, asalkan dapat dibuktikan keabsahannya. Lebih baik berbagi hal-hal bermanfaat dan edukatif bagi orang lain untuk tetap menjaga pola hidup yang baik di masa pandemi seperti ini. (Chandra Oktavia).

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama